Sumenep – Menjelang Hari Ulang Tahun (HUT) ke 76 kemerdekaan Republik Indonesia (RI), puluhan mahasiswa Sumenep yang tergabung dalam aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Kabupaten Sumenep (Bemsu) gelar aksi demonstrasi di depan gedung kantor Pemerintah Kabupaten (Pemkab) setempat, Kamis (12/08/2021).
Pada aksi demonstrasi itu, mahasiswa bermaksud menuntut Pemkab Sumenep untuk melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan kebijkan penaganan covid 19, yang meliputi realisasi serapan anggaran, dan pelaporan pelaksanaan kebijakan.
Salah satu koordinator lapangan (Korlap) aksi Bemsu, Nur Hayat menilai Pemkab Sumenep tidak serius dalam menjalankan tugasnya perihal penanganan sebaran Covid-19. Hal itu diperkuat dengan tidak dipublikasikannya laporan realisasi serapan anggaran Covid-19.
“Masyarakat memiliki hak untuk mengetahui realisasi anggaran Covid-19 ini, maka seharusnya Pemkab Sumenep memberikan transparansi terkait laporan seluruh penggunaan anggaran tersebut,” ungkapnya saat menyampaikan orasi.
Terlebih dari itu, dirinya menduga anggaran Covid-19 di Kabupaten Sumenep tidak seluruhnya dialokasikan untuk penanganan Covid-19, jika saja pihak Pemkab tidak bersedia untuk memberikan transparansi.
“Jangan-jangan anggarannya tidak dialokasikan secara utuh kepada masyarakat,” lanjutnya.
Nur Hayat mengaku bahwa sejauh ini Bemsu telah melakukan analisis ke lapangan untuk mengetahui secara jelas realisasi serapan anggaran Covid-19, akan tetapi usaha tersebut tidak menemukan hasil.
“Masyarakat tidak dapat mengonsumsi informasi vital tersebut, hingga kemudian menyebabkan banyak praduga bahwa terjadi banyak penyimpangan dalam realisasi penyaluran anggaran,” jelasnya.
Berlangsungnya aksi demonstrasi tersebut ditemui langsung oleh beberapa bagian dari Tim Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Kabupaten Sumenep.
Wakil sekretaris Satgas Covid-19 Sumenep, Abd. Rahman Riadi mengungkap bahwa perkembangan pasien terpapar Covid-19 per tanggal 11 Agustus 2021 berjumlah 4.734 pasien.
“Pasien yang ada di RSUD dr. H. Moh. Anwar ada 1.081 pasien, 43 dirawat, 96 meninggal dan 942 sembuh. Sedangkan di RIDC ada 235 pasien, dengan 19 pasien dirawat dan 216 pasien sembuh. RSI Garam Kalianget terdapat 550 pasien, 31 dirawat, 63 meninggal, 336 sembuh. Pasien di rumah sakit yang lain terdapat 398 pasien, 46 dirawat, 16 meninggal dan 336 pasien sembuh. Sedangkan untuk yang menjalani isolasi mandiri dalam pengawasan ada 2.470 pasien, 43 dirawat, 62 meninggal dan 2.365 pasien sembuh,” bebernya.
Mengenai transparansi realisasi serapan anggaran Covid-19, Kepala Dinas Sosial (Kadinsos) Sumenep, Mohamad Iksan mengatakan bahwa seluruh laporan itu akan diberikan jika masyarakat mendatangi kantor Dinsos dengan mengajukan surat permohonan.
“Jika memang ingin data realisasi anggaran silahkan datangi kantor dengan membawa surat,” singkatnya pada massa aksi.
Usai melangsungkan aksi demonstrasi di depan gedung kantor Pemkab Sumenep, seluruh massa aksi membanting setir untuk menggeruduk gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) setempat.
Tuntutan yang akan diajukan pada aksi demonstrasi ke gedung DPRD Kabupaten Sumenep yaitu meminta DPRD untuk mengfungsikan otoritasnya sebagai anggota legislatif agar melakukan kontrol terhadap kinerja Pemkab.
“DPRD Sumenep harus memfungsikan otoritasnya untuk melakukan kontroling dan evaluasi terhadap satgas Covid-19 serta mengevaluasi serapan anggaran di Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, dan Dinas Pendidikan,” terang Ifan selaku Koordinator Bemsu pada media ini.
Sayangnya, aksi demonstrasi tahap kedua setelah mendatangi gedung Pemkab Sumenep itu, tidak dapat bertemu dengan anggota DPRD, dikarenakan pihak anggota dewan sedang menjalani pekerjaan secara work from home (WFH) alias kerja dari rumah masing-masing.