Jakarta – Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, menegaskan bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) memiliki peran krusial dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat. Selain itu, APBN juga berfungsi sebagai penyangga ekonomi nasional di tengah ketidakpastian global dan dinamika ekonomi yang terus berkembang.
Pemerintah akan terus mengelola APBN dengan baik agar tetap sehat dan berkelanjutan. Sri Mulyani menekankan pentingnya menjaga keberlanjutan APBN agar tetap dapat menjalankan fungsinya dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat.
Menurutnya, APBN dapat mendukung kesejahteraan rakyat melalui tiga cara utama, yaitu meningkatkan penerimaan negara, melakukan belanja yang berkualitas, dan mendorong pembiayaan inovatif. Kementerian Keuangan saat ini sedang melakukan reformasi untuk meningkatkan penerimaan negara secara lebih optimal.
Salah satu langkah yang diambil adalah investasi dalam sistem digital seperti Coretax dan CEISA untuk meningkatkan efisiensi pemungutan pajak. Meskipun masih terdapat tantangan dalam implementasinya, pemerintah terus berupaya menyempurnakan sistem tersebut agar lebih andal dan memberikan kemudahan bagi wajib pajak.
Selain itu, Kementerian Keuangan juga telah menerima arahan dari Presiden untuk meningkatkan penerimaan pajak dengan menekan kebocoran serta mengatasi penggelapan dan penghindaran pajak. Langkah yang akan ditempuh adalah mengintegrasikan data pajak, bea cukai, dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) guna menciptakan sistem yang lebih solid.
Dengan integrasi data tersebut, wajib pajak akan memiliki informasi yang lebih konsisten dan layanan perpajakan dapat lebih efisien. Hal ini diharapkan dapat mengurangi pengulangan data serta menekan biaya kepatuhan yang selama ini menjadi kendala bagi banyak pihak.
Dalam aspek belanja negara, pemerintah berkomitmen untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas anggaran agar penggunaannya lebih tepat sasaran. Presiden Prabowo telah memberikan arahan agar belanja negara lebih baik, transparan, dan benar-benar digunakan untuk kepentingan rakyat.
Selain penerimaan dan belanja, Sri Mulyani juga menekankan pentingnya pembiayaan inovatif guna mendukung pembangunan berkelanjutan. Pemerintah mendorong kerja sama antara sektor publik dan swasta serta optimalisasi peran Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam pembiayaan proyek strategis.
Target pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen yang dicanangkan Presiden Prabowo tidak dapat dicapai hanya dengan mengandalkan instrumen tertentu. Sri Mulyani menilai peningkatan produktivitas menjadi kunci utama dalam mewujudkan aspirasi Indonesia sebagai salah satu kekuatan ekonomi terbesar di dunia.
Untuk mencapai tujuan tersebut, pemerintah akan memanfaatkan berbagai kebijakan dan instrumen yang ada. Dengan strategi yang tepat, APBN akan terus menjadi alat utama dalam mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkualitas, merata, serta berkontribusi dalam pengentasan kemiskinan dan perlindungan lingkungan.