Site icon Madurapers

Bank Mandiri Gagal Lindungi Data Nasabah, Terungkap Kasus Penipuan Kartu Kredit

Potret karyawati PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (Sumber Foto: Tirto.id). 

Sumenep – Seorang nasabah Bank Mandiri asal Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timu, mengaku menjadi korban penipuan terkait program kartu kredit dari bank tersebut.

Nasabah yang bernama Rifki melaporkan bahwa meski dirinya tidak pernah menggunakan kartu kreditnya, limit kartu sebesar Rp 5 juta tiba-tiba terkuras hingga tersisa Rp 240 ribu.

Kejadian ini bermula pada Februari 2024 ketika Rifki ditawari kartu kredit afiliasi dengan Shopee oleh staf Bank Mandiri. Pada 26 Februari, ia menerima kabar bahwa pengajuannya untuk kartu kredit dengan limit Rp 5 juta telah disetujui.

Namun, meskipun kartu telah dinyatakan dalam proses pengiriman pada 4 Maret, hingga 13 Maret kartu tersebut belum juga diterima.

Merasa curiga, Rifki melakukan pengecekan melalui aplikasi Livin by Mandiri pada 19 Mei. Mengejutkan, ia menemukan bahwa limit kartu kreditnya telah tersedot tanpa sepengetahuannya.

Pada saat yang sama, Rifki juga dihubungi oleh seseorang yang mengaku sebagai petugas Bank Mandiri dan menawarkan peningkatan limit hingga Rp 10 juta.

Meski tidak meminta kode OTP, penelepon tersebut berhasil membacakan kode yang muncul di ponsel Rifki, membuatnya yakin bahwa penelepon memang dari pihak bank.

Rifki kemudian melaporkan kasus ini ke Bank Mandiri. Pihak bank menyatakan bahwa transaksi yang terjadi dilakukan untuk pembelian handphone di Jakarta, namun Rifki dengan tegas menolak klaim tersebut.

Ia menegaskan bahwa dirinya tidak pernah melakukan transaksi apapun menggunakan kartu kreditnya.

“Ini sangat mengganggu, apalagi saya tidak pernah menggunakan uang tersebut. Saya berharap Bank Mandiri bisa bertanggung jawab atas dugaan kebocoran data ini,” ujar Rifki saat diwawancarai pada Selasa (08/10/2024).

Rifki juga merasa kecewa dengan lambatnya respon pihak bank terhadap masalah ini. Ia menambahkan bahwa, dalam beberapa percakapan dengan staf Bank Mandiri, ia mendengar bahwa kasus penipuan serupa sudah beberapa kali terjadi.

Namun hingga saat ini, Bank Mandiri belum memberikan solusi yang memuaskan bagi para korban.

Selain itu, Rifki mengungkapkan adanya kekhawatiran tentang kebocoran data pribadinya. Ia merasa pihak Bank Mandiri harus bertanggung jawab atas kebocoran informasi kartu kredit yang dimanfaatkan oleh penipu.

Sebelumnya, Rifki sempat mengajukan pengaduan melalui cabang Bank Mandiri di Sumenep. Ia juga berbicara dengan salah seorang staf bank berinisial L yang mengungkapkan bahwa ada korban lain dengan kasus serupa.

“Badha keya, badha keya se ecapo’ Rp 2,5 juta, anona na’-kana’ teller keya, pas nasabah se eyano keya, (Ada juga, ada juga yang kena Rp 2,5 juta. Ininya anak teller juga, terus nasabah di mana sudah itu juga,red.). Kata dia begitu. Saya pastikan lagi, itu korban seperti saya, dan dia bilang iya. Saya ada kok rekamannya,” beber Rifki menirukan apa yang disampaikan staf tersebut.

Sebelumnya, Rifki sempat mengajukan pengaduan melalui cabang Bank Mandiri di Sumenep. Ia juga berbicara dengan salah seorang staf bank berinisial L yang mengungkapkan bahwa ada korban lain dengan kasus serupa

Dari percakapan Rifki dengan salah seorang staf bank berinisial L tersebut juga mengungkapkan ada beberapa korban lain yang mengalami kerugian serupa.

Hingga berita ini ditulis, Rifki masih belum mendapatkan solusi memuaskan dari pihak Bank Mandiri dan berharap kasus ini segera diusut secara tuntas.

Exit mobile version