Sumenep – Menjelang malam pergantian tahun 2021, Dinas Kesehatan (Dinkes) bersama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep ungkap capaian vaksinasi belum capai target. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep melalui Dinkes setempat menargetkan 50 persen masyarakat Kota Keris Iitu sudah divaksin sebelum masuki tahun 2022.
Menyikapi hal tersebut, Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Sumenep, Kusumawati mengungkapkan, capaian vaksinasi per tanggal (30/12/2) untuk dosis pertama secara umum masih 45,8 persen. Sedangkan dosis kedua mencapai 25.29 pesen.
Kemudian untuk vaksinasi dosis satu bagi lansia 31,91 persen dan untuk usia remaja hanya mencapai 38,8 persen.
“Memang semuanya belum memenuhi target, karena masyarakatnya agak susah untuk divaksin,” katanya saat dihubungi oleh jurnalis madurapers.com melalui sambungan selulernya, Jum’at (31/12/21).
Dirinya mengungkapkan, dari 27 (dua puluh tujuh) kecamatan daratan dan kepulauan di Sumenep yang rendah capaian vaksinasinya.
“Paling rendah itu di kepulauan. Terutama di Kecamatan Arjasa dan Kecamatan Kangayan. Kalau di daratan itu, Kecamatan Batuputih,” paparnya.
Lemahnya capaian vaksinasi di ujung Pulau timur Madura ini, dikarenakan kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya vaksinasi.
“Kami grebek RT, grebek RW, dan grebek dusun. Tapi kesadaran masyarakat gak mau divaksin. Mau gimana? Mau dipaksa seperti apa,” ungkapnya.
Perempuan yang akrab disapa Bu Kus ini, menyampaikan dirinya merasa ambigu dalam bekerja menjalankan tugas sebagai Tenaga Kesehatan (Nakes).
Pasalnya, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) menegaskan bahwa target angka 70 persen vaksinasi dosis pertama harus dicapai oleh masing-masing daerah.
“Di lain pihak tidak boleh dipaksa. Teru gimana? Bingung kita petugas. Gimana lagi yang harus kita lakukan sebagai petugas Nakes,” keluhnya.
“Tugas kita sebagai Nakes menjadi vaksinator dan memfasilitasi dan lain lain,” sambungnya.
Ditanya soal vaksinasi anak usia 6 sampai 12 tahun, Bu Kus mengaku belum digelar. Alasannya, Sumenep masih belum mencapai 50 persen vaksinasi untuk dosis pertama.
“Gimana mau mikir yang umur 6 tahun sampai 12 tahun yang banyak bertentangan. Yang 12 tahun sampai lansia saja, masih jungkir balik kita di bawah,” ungkapnya.
Dalam rangka menciptakan hard immunity (kekebalan kelompok) masyarakat terhadap bahaya Covid-19, Bu Kus mengimbau kepada masyarakat agar melakukan vaksinasi.
“Kita menghadapi varian virus baru, yakni Omicron. Maknanya masyarakat harus vaksin. Supaya di Sumenep tidak terinfeksi virus tersebut,” ajaknya.
“Di perbatasan Sumenep diperketat, juga masyarakat berpartisipasi dalam melaporkan pendatang baru dari luar negeri,” imbuhnya.
Menurutnya, walaupun masyarakat tidak bergerak memantau jalannya vaksinasi, setidaknya menjadi bagian yang mendukung proses vaksinasi kepada masyarakat lainnya.
“Vaksinasi itu tidak ada efek samping. Jangan jadi provokator, biar cepat selesai vaksinasi,” tutupnya.