Sumenep – Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Sumenep bekerja sama dengan Tim Inovasi Jawa Timur menggelar sosialisasi peningkatan kompetensi benahi literasi melalui pembelajaran dan asesmen bagi guru fase C.
Kegiatan yang berlangsung pada Senin (10/07/2023) itu diikuti sebanyak 368 guru kelas V secara bertahap selama enam hari sejak 10 hingga 15 Juli 2023 mendatang, di kedai HK Sumenep.
Kepala Disdik Kabupaten Sumenep, Agus Dwi Saputra, S.Sos., M.Si., melalui Kasi Kurikulum dan Penilaian Sekolah Dasar, Buhari, S.Pd., M.Pd., mengungkapkan, kegiatan tersebut bertujuan meningkatkan kompetensi benahi literasi melalui pembelajaran dan asesmen bagi guru fase C, dari satuan pendidikan yang capaian kompetensi literasinya jauh di bawah kompetensi minimum.
“Kegiatan ini juga bertujuan memberikan tambahan wawasan, dalam mempersiapkan satuan pendidikan menghadapi pelaksanaan asesmen nasional 2023,” ujar Buhari, Senin (10/07/2023).
Menurutnya, sejalan dengan upaya untuk meluaskan akses pendidikan yang belum sepenuhnya berbanding lurus dengan peningkatan dan pemerataan mutu pendidikan di Kabupaten Sumenep, yang memiliki rapor pendidikan di 2023 menunjukkan indeks SPM 52,58 (belum tuntas). Sedangkan kategori tuntas mencapai 60,00 (berdasarkan pada Permendagri Nomor 59 Tahun 2021).
Lebih lanjut Buhari menjelaskan, kemampuan literasi SD umum negeri/swasta skor tahun ini mencapai 50,45 naik 3,56 dari 2022 (skor 46,89). Jika dirinci SD umum negeri mencapai 50,27 naik 3,21 dari 2022 (skor 47,06) dan SD swasta mencapai 53,07 naik 6,86 dari 2022 (skor 45,21).
“Jadi dengan sosialisasi peningkatan kompetensi benahi literasi melalui pembelajaran dan asesmen bagi guru fase C akan memberikan manfaat, untuk meningkatkan proses dan capaian skor literasi yang sangat signifikan,” tandasnya.
Sementara District Education Quality Improve Inovasi Jawa Timur, Cahyono Widi Cahyono, S.Ip, M.Kp, mengungkapkan, materi yang disampaikan pada kegiatan tersebut, seperti gerakan literasi di sekolah penumbuhan budaya literasi dan minat baca di sekolah. Salah satunya melalui kegiatan membaca 15 menit sebelum pembelajaran.
Pengembangan kecakapan literasi melalui kegiatan non akademik, seperti ekstrakurikuler dan kunjungan wajib ke perpustakaan, kegiatan intrakurikuler atau pembelajaran menggunakan strategi literasi.
“Salah satu strategi membangun budaya literasi di sekolah, di antaranya mengkondisikan lingkungan fisik ramah literasi, mengupayakan lingkungan sosial dan efektif, mengupayakan warga sekolah dan mendukung sekolah sebagai lingkungan sekolah yang literat,” terangnya.
Kemudian, menata lingkungan kaya literasi, mengembangkan koleksi bacaan fungsi modal, pembentukan Tim Literasi Sekolah (TLS), guru dan peserta didik membaca buku bersama-sama, guru membacakan buku dengan nyaring kepada peserta didik lalu mendiskusikan dengan mereka, peserta didik bergiliran membaca buku sementara temannya menyimak guru dan peserta didik mendongeng cerita rakyat terutama menjadi bagian dari kekayaan budaya literasi daerah setempat.
Bahkan, di Kabupaten Sumenep sudah memiliki Peraturan Bupati (Perbup) Nomor 50 Tahun 2021 Tentang Gerakan Literasi Sekolah (GLS) yang dikeluarkan dan ditandatangani Bupati Sumenep 01 Maret 2021.
Dalam lampiran Perbup tersebut juga dijelaskan tentang komponen dan indikator pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah di jenjang SD, SMP bahkan PAUD.
“Parameter sekolah yang telah membangun budaya literasi, di antaranya lingkungan fisik ranah anak, lingkungan sosial dan efektif, menyenangkan bagi anak, lingkungan akademik mencerdaskan warga sekolah, kegiatan pengembangan, kegiatan ekstrakurikuler dan wajib kunjung ke perpustakaan jam khusus literasi,” tambahnya.
Sedangkan Pemateri lainnya Fathor Rahman, S.Pd., Imam Buhari, M.Pd., yang juga Fasilitator Daerah (Fasda) Inovasi Kabupaten Sumenep dan sejumlah pemateri lainnya dari Disdik Kabupaten Sumenep.