Bangkalan – Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Kabupaten Bangkalan akhir-akhir ini menjadi sorotan publik, diantaranya karena kasus korupsi dan kontribusinya terhadap Pendapatan Daerah (PAD) Kabupaten Bangkalan yang dinilai kecil. Kondisi ini menguatkan kesan di publik bahwa BUMD tersebut pengelolaannya semrawut.
Namun, hal itu ditepis oleh Bambang Budi Mustika, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah (Setda) Pemerintah Daerah Kabupaten Bangkalan. Ia menjelaskan bahwa BUMD di Bangkalan, yang jumlahnya ada 5 (lima) perusahaan, sehat dan memberikan kontribusi terhadap PAD Bangkalan, Rabu (22/01/2025).
Lima BUMD di Bangkalan yang ia kategorikan sehat dan berkembang tersebut adalah: (1) PERUMDA BPR Bangkalan, (2) PUDAM Sumber Sejahtera Bangkalan, (3) PT Sumber Daya Bangkalan (PTSDB), (4) Bank Pembangunan Daerah (BPD) Jawa Timur, dan (5) PD Bank Perkreditan Rakyat Jawa Timur.
Ia menjelaskan kondisi itu pada PTSDB, salah satu BUMD Bangkalan yang telah berdiri sejak 1967. “Lima BUMD di Bangkalan alhamdulillah sehat mas. Memang pada tahun 2021 hingga 2023 akhir, BUMD Sumber Daya mengalami kerugian, namun mulai 2023 akhir sampai 2024 telah pesat memberikan kontribusi pada PAD,” terang Bambang saat diwawancarai awak media di ruang kerjanya, Rabu (22/01/2025).
Kontribusinya tidak tanggung-tanggung, lanjut mantan Kepala Dinas Pendidikan itu, PTSDB telah berkontribusi pada PAD Bangkalan 2024 sebesar Rp1,3 miliar. “Itu secara jelas dan pasti kontribusinya (PTSDB),” katanya.
Selain berkontribusi terhadap PAD Bangkalan, lanjut Bambang, BUMD PTSDB memiliki aset-aset berupa lahan tanah, aset persewaan Gedung Rato Ebuh, dan uang cash yang ada di bank.
“Jangan bilang tidak ada kontribusinya mas. BUMD jelas lo setorannya pada PAD Bangkalan. Selain itu, ada asetnya juga BUMD Sumber Daya,” jelasnya.
Tak hanya itu saja, dia menyebutkan bahwa keberadaan BUMD di Bangkalan sangat membantu perkembangan dan peningkatan PAD Bangkalan. Sebab, sejauh ini kata dia, tak hanya memberikan kontribusi ke PAD, BUMD Bangkalan juga telah miliki aset-aset berharga.
“Semua BUMD tetap berjalan dengan baik dan sehat mas, tinggal kami targetkan pada tahun 2025 ini harus lebih meningkatkan kontribusinya. Semula Rp1,3 miliar untuk BUMD Sumber Daya. Pada tahun 2025 mendatang banggar targetkan sebesar Rp2,3 miliar, demikian BUMD lainnya,” tandasnya.
Lebih lanjut, Bambang menjelaskan bahwa BUMD PTSDB telah memberikan kontribusi melebihi dari penyertaan modal awal. “Modal awal Rp19 miliar, sedangkan PT. Sumber Daya sudah menyetor sebesar Rp26 miliar sejak berdiri tahun 1967. Itu jelas kontribusinya sudah melebihi modal (penyertaan modal, red.),” katanya.
Saat ini, ungkap Bambang lebih lanjut, selain berkontribusi sebesar Rp26 miliar terhadap PAD Bangkalan, BUMD PTSDB juga telah memberikan PAD secara tidak langsung, yang berupa sewa Gedung Rato Ebuh senilai Rp1 miliar lebih setiap tahunnya, dan kemudian PAD 2024 sebesar Rp1,3 miliar.
“Kalau secara ekuitas tercatat 78 miliar aset BUMD Sumber Daya. Asetnya seperti, aset bergerak maupun tidak bergerak, dan uang cash yang ada di bank keseluruhan sejak berdirinya BUMD Sumber Daya Bangkalan,” pungkasnya.
Penjelasan Bambang Budi Mustika ini tampak reduktif (informasi/datanya tak lengkap atau kurang, red.), mengingat BUMD di Kabupaten Bangkalan tidak hanya ada 1 (satu), yakni PTSDB saja. Lalu, bagaimana dengan BUMD-BUMD yang lain? Perihal itu ia tak menjelaskannya.
Perlu diketahui, secara keilmiahan “argumentasi/informasi reduktif” tidak dapat disimpulkan sebagai “suatu kebenaran”, karena informasi/datanya kurang serta tidak menjelaskan informasi/data riil keseluruhan, yakni lima BUMD di Kabupaten Bangkalan.