Site icon Madurapers

Bupati Pamekasan Bangun 960 RTLH Tahun 2022

Bupati Pamekasan dan penerima bantuan RTHL

Bupati Pamekasan dan penerima bantuan RTHL (Sumber: Pemkab Pamekasan, 2023).

Pamekasan – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pamekasan mampu membangun 960 unit RTHL (rumah tidak layak huni) tahun 2022. RTHL ini tersebar di 13 kecamatan di Kabupaten Pamekasan, Senin (6/2/2023).

Dikutip dari Pemkab Pamekasan, Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (DPRKP) Kabupaten Pamekasan, Muharram menyampaikan, pembangunan RTLH itu mengalami peningkatan setiap tahun.

Program itu menjadi atensi khusus Bupati Pamekasan, Baddrut Tamam untuk tujuan agar warganya memiliki rumah yang layak.

Dalam tiga tahun terakhir, pembangunan RTLH di 13 kecamatan mencapai 1.940 unit dengan rincian tahun 2020 sebanyak 220 unit tahun 2022 760 unit dan tahun 2022 mencapai 960 unit.

“Mekanisme penyaluran bantuan langsung ke rekening penerima, tapi bantuan tidak diperkenankan ambil uang cash harus berupa barang yang barang itu nanti langsung dari toko,” katanya, Sabtu (4/3/2023).

Adapun besaran bantuan yang diberikan kepada masyarakat sebesar Rp17,5 juta yang cair langsung kepada rekening penerima.

Petugas melakukan survey untuk mengetahui kebutuhan bahan bangunan. Pihaknya juga menyediakan pendamping atau konsultan yang selalu siap membantu penerima bantuan tersebut.

“Total penerima program bantuan ini di masa kepeminpinan Bapak Bupati Baddrut Tamam ini telah mencapai hampir 2000 kurang sedikit. Jadi, sudah luar biasa banyak bisa membantu masyarakat, yang asalnya rumahnya tak layak huni menjadi layak huni atau rumah sehat dan nyaman,” tandasnya.

Dia melanjutkan, program ini juga menstimulasi masyarakat agar peduli terhadap lingkungan sekitar, dengan mendorong masyarakat berpartisipasi mengatasi permasalahan tetangganya, yang kekurangan secara ekonomi.

Sehingga, diharapkan warga gotong royong supaya tetangga dengan minim dana itu sama-sama bisa memiliki rumah yang layak.

“Masyarakat juga diajak untuk membantu warga sekitar. Sebab kalau pemerintah semua yang menanggung tidak mungkin. Akhirnya masyarakat digugah kesadarannya untuk muncul kepeduliannya pada sesama saling membantu, akhirnya ada kepedulian. Itu tujuannya,” pungkasnya.

Exit mobile version