“Kedatangan puluhan warga itu, meminta agar pimpinan Pondok Pesantren yang diduga telah mencabuli beberapa santri dibawah umur untuk segera di tangkap dan dihukum,” terang Kades Ilyas saat dikonfirmasi melalui via Whatsapp, Kamis (31/10/2024), pukul 22.18 WIB.
Selain itu, Kepala Desa Parseh mengaku untuk menangani aksi tersebut. Sebab, ia khawatir dalam demo tersebut terjadi anarkisme dan kekerasan yang tidak diinginkan.
“Terus terang saya menengai demo itu, saya hadir pada demo itu karena takut ada kekerasan yang tidak diinginkan. Oleh sebab itu, saya sebagai kepala desa sifatnya meredam agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diharapkan,” jelasnya.
“Saya berharap tuntutan demo tadi segera dipenuhi oleh Polres Bangkalan untuk segera menangkap dan memenjarakan pimpinan Yaysan Raudhatul Ulum tersebut,” pungkasnya.