Site icon Madurapers

Cak dan Ning Cilik 2025: Anak Surabaya Rebut Panggung Budaya

Pemerintah Kota Surabaya, bekerja sama dengan Paguyuban Cak dan Ning, menggelar pemilihan “Cak dan Ning Cilik” untuk kedua kalinya di Balai Budaya, Minggu, 22 Juni 2025. Dari sekitar 300 pendaftar dari seluruh kecamatan, sebanyak 30 anak terpilih sebagai representasi talenta muda kota. Ajang ini bertujuan untuk menumbuhkan rasa bangga terhadap budaya lokal di kalangan generasi penerus.

Pemerintah Kota Surabaya, bekerja sama dengan Paguyuban Cak dan Ning, menggelar pemilihan “Cak dan Ning Cilik” untuk kedua kalinya di Balai Budaya, Minggu, 22 Juni 2025. Dari sekitar 300 pendaftar dari seluruh kecamatan, sebanyak 30 anak terpilih sebagai representasi talenta muda kota. Ajang ini bertujuan untuk menumbuhkan rasa bangga terhadap budaya lokal di kalangan generasi penerus. (Sumber foto: Pemkot Surabaya, 2025)

Surabaya – Gelora seni dan semangat anak-anak Surabaya kembali membuncah di Balai Budaya, Minggu (22/06/2025) kemarin. Pemilihan Cak dan Ning Cilik kembali digelar dan menyedot perhatian publik, menandai babak baru pencarian ikon cilik berbudaya dan berkarakter, Senin (23/06/2025).

Sebanyak 30 anak terpilih dari 300 peserta menunjukkan pesona dan bakatnya di panggung final. Informasi ini dirilis dalam keterangan resmi pihak Pemerintah Kota Surabaya pada awal pekan ini.

Wali Kota Eri Cahyadi yang diwakili oleh Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, M. Fikser, memuji antusiasme peserta dan orang tua. “Malam ini, kita dipertemukan dalam suasana yang penuh semangat dan kebahagiaan dalam rangka Grand Final Pemilihan Cak dan Ning Cilik Kota Surabaya tahun 2025,” ujarnya.

Fikser menilai keberanian para finalis menjadi sinyal positif untuk masa depan Surabaya. “Ini adalah modal berharga untuk masa depan mereka dan juga masa depan kota yang kita cintai ini,” tambahnya.

Ia menaruh harapan besar pada peran mereka dalam promosi budaya dan wisata kota. “Semoga talenta yang lahir hari ini, dapat terus dikembangkan hingga dewasa kelak,” katanya.

Ketua Umum Paguyuban Cak dan Ning Surabaya, Yazerlin Nadila Balqis, menyebut ajang tahun ini lebih semarak. “Tahun ini ada sekitar 300-an pendaftar dan terkurasi menjadi 30 finalis,” jelasnya.

Ning Zerlin menyampaikan bahwa edisi tahun ini terasa spesial karena penampilan alumni Cak dan Ning Cilik. “Akhirnya bisa bertumbuh bersama kami di Paguyuban Cak dan Ning dan akhirnya bisa menginspirasi tentunya angkatan yang terbaru yang 2025,” imbuhnya.

Ia menegaskan bahwa proses seleksi berlangsung ketat dan objektif. “Semuanya nilai sempurna untuk ke-30 finalis,” tegasnya dengan bangga.

Para finalis tidak berhenti di panggung final, tapi langsung bergabung dalam komunitas budaya anak Surabaya. Mereka akan menerima pelatihan promosi wisata, komunikasi publik, hingga penguatan karakter.

Program ini dirancang untuk membekali generasi muda dengan wawasan budaya dan kepemimpinan sejak dini. “Sejak kecil mereka sudah kenal mulai dari bahasa Surabayaan, bahasa Arek-an, lalu juga pariwisata dan kebudayaan di Kota Surabaya,” jelas Ning Zerlin.

Ia berharap para finalis bisa menjadi agen perubahan di lingkungannya. Nantinya mereka akan berkeliling ke berbagai sekolah dasar untuk berbagi semangat dan mengenalkan budaya lokal.

“Jadi memang setelah acara ini, tentunya mereka akan bergabung dengan kami untuk mempromosikan wisata Kota Surabaya ke sekolah-sekolah,” ujarnya lagi.

Pemilihan ini terdiri dari dua tahap penyisihan yang menantang. “Mulai dari tes public speaking, terus tes unjuk bakat sampai akhirnya terpilih hari ini,” pungkasnya.

Ajang ini menjadi ruang ekspresi sekaligus pendidikan karakter anak-anak Surabaya. Mereka tak hanya mengenakan busana tradisional, tapi juga membawa semangat baru bagi masa depan kota.

Exit mobile version