Sampang – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Sampang sukses menggelar Debat Publik ke-1 Pasangan Calon Bupati (Cabup) dan Wakil Bupati (Cawabup) Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Sampang tahun 2024, Rabu (6/11/2024).
Debat Publik ke-1 ini mengusung tema “Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat dan Memajukan Daerah”. Debat berlangsung di Studio JTV, Surabaya, Senin (4/11/2024), dimulai Pukul 19.30 WIB sampai dengan 21.30 WIB.
Debat publik ini, menurut Wahyudi Pakar Linguistik dari UNIBA Madura, temanya yang dibahas cukup menarik, sesuai dengan kondisi riil permasalahan pembangunan di Kabupaten Sampang.
Secara umum kemampuan Paslon (Pasangan Calon) Mandat (Nomor 01) dan Jimad Sakteh (Nomor 02) dalam menjelaskan tema debat publik ke-1 tersebut cukup bagus.
Namun, menurut penilaian Wahyudi, pakar linguistik asal Sampang ini, ada dua subtema yang kurang dipahami oleh Cabup Jimad Sakteh (H. Idi, red.). Sehingganya, paslon ini tampak gagal fokus dalam memahami objek pembahasan.
Kedua subtema tersebut, pertama, bahasan salah satu variabel IPM (Indeks Pembangunan Manusia), yakni permasalahan melek huruf (variabel IPM: pendidikan). Cabup Mandat (Kiai Mamak, red.) bagus dalam menguraikan masalah dan solusinya pendidikan di Kabupaten Sampang.
Namun, sayang ketika Cabup Jimad Sakteh diberikan waktu untuk menanggapi paparan Cabup Mandat, pertanyaannya melenceng atau tak sesuai dengan subtema bahasan.
Cabup Jimad Sakteh (H. Idi, Cabup Petahana, red.), malah dalam sesi pendalamannya bertanya terkait dengan bagaimana meningkatkan ekonomi dan kesehatan masyarakat di Kabupaten Sampang?
“Ini pertanyaan melenceng dengan subtema bahasan, sehingga tak nyambung dengan bahasan permasalahan pendidikan di Kabupaten Sampang,” kata Wahyudi.
Subtema kedua, terkait dengan bahasan perlindungan terhadap pelaku UMKM dan pelaku investasi di Kabupaten Sampang. Cabup Mandat sangat baik mengulasnya. Namun, lagi-lagi pertanyaan Cabup Jimad Sakteh tidak sesuai dengan pokok pembahasan. Mereka malah bertanya tentang investasinya.
Seandainya, bahasan kedua subtema ini dipahami benar atau Paslon Jimad Sakteh tak gagal fokus, publik (masyarakat) Kabupaten Sampang akan mendapatkan pandangan yang kaya dan beragam dari kedua paslon pilkada tersebut.
“Sayang, Cabup Paslon Jimad Sakteh, gagal fokus dalam memahami dua subtema bahasan tersebut, sehingga pertanyaannya tak sesuai dengan tema bahasan,” ungkap Wahyudi.
Selain itu, kata Wahyudi, seandainya dia yang menjadi Paslon Nomor Urut 01 (Mandat), dia tak akan menjawab pertanyaan yang salah. “Itu dalam linguistik termasuk dalam kategori pelanggaran maksim (flouting maxim),” kata Wahyudi.
Terlepas dari kelebihan dan kelemahan tersebut, Wahyudi tetap mengapresiasi kedua Paslon Pilkada Sampang tersebut. “Selamat berjuang meraih suara pemilih Pilkada Kabupaten Sampang,” ucap Wahyudi.