Site icon Madurapers

Diduga Pengerjaan Asal-asalan, Proyek Tebing Penahan Tanah Dusun Bungor Tanah Merah Dajah Ambruk

Dokumentasi proyek tebing penahan tanah jembatan di Dusun Bungor, Desa Tanah Merah Dajah, Bangkalan yang masih seumur jagung sudah ambruk, yang diduga karena dikerjakan asal-asalan

Dokumentasi proyek tebing penahan tanah jembatan di Dusun Bungor, Desa Tanah Merah Dajah, Bangkalan yang masih seumur jagung sudah ambruk, yang diduga karena dikerjakan asal-asalan (Sumber Foto: Madurapers, 2024).

Bangkalan – Warga Dusun Bungor, Desa Tanah Merah Dajah, Kecamatan Tanah Merah, Kabupaten Bangkalan, dikejutkan dengan pembangunan proyek tebing penahan tanah (TPT) di sekitar jembatan desa ambruk. Tebing yang baru selesai dibangun itu, bahkan belum mencapai usia “seumur jagung”, kini menjadi sorotan tajam, karena diduga dikerjakan secara asal-asalan.

Dugaan proyek ini dikerjakan asal-asalan semakin menguat setelah tim investigasi dari media ini mendatangi langsung ke lokasi. Tampak terlihat ambruknya tebing penahan tanah tersebut menunjukkan kualitas kontruksi tidak sesuai dengan spek (spesifikasi teknik).

Hal itu menimbulkan kekhawatiran dan memicu komentar buruk warga setempat. Salah satunya, adalah warga inisial S (42) mengungkapkan, kekecewaannya atas ambruknya proyek tersebut kepada media ini.

“Sampean lihat sendiri pak! Sudah jebol seperti itu, padahal masih hitungan bulan pengerjaan proyek itu selesai dikerjakan. Kalau seperti ini kami khawatir jembatan juga ikut runtuh. Kami berharap ada tindakan tegas dari pemerintah,” ungkap salah warga sambil menunjuk puing-puing tebing yang berserakan, Senin (16/12/2024).

Di waktu berbeda, Kepala Desa Tanah Merah Dajah, Bustanul Arifin mengungkapkan bahwa proyek tersebut adalah milik salah satu anggota DPRD Kabupaten Bangkalan.

“Kalau proyek itu bukan kami yang mengerjakan mas. Itu adalah dana pokir (pokok pikiran) milik salah satu anggota dewan mas. Yang rusak itu bukan jembatannya, tapi sayap jembatannya. Mungkin karena derasnya arus air sungai,” kata Bustanul Arifin saat dihubungi melalui via WhatsApp pribadinya, Senin (16/12/2024), pukul 11.15 WIB.

Selain itu, lanjut Bustanul Arifin, tidak hanya proyek sayap jembatan saja yang mengalami kerusakan, tapi ada salah satu proyek pengaspalan di Dusun Dekok sepanjang 150 meter rusak parah, meskipun baru selesai dikerjakan tahun 2024.

“Ada lagi mas pengaspalan jalan di Dusun Dekok Laok hancur lebur. Sumber dananya dari pokmas (kelompok masyarakat) dikerjakan tahun 2024. Itu katanya sih sisa anggaran tahun 2023, tapi dikerjakan di tahun 2024,” terangnya.

Besar harapan, peristiwa ini menjadi bahan evaluasi menyeluruh pihak yang memiliki wewenang dan menindaklanjuti temuan agar kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang.

Untuk tujuan advokasi sosial, awak media ini akan terus menggikuti perkembangan informasi dari pihak-pihak yang memiliki wewenang atas amburadulnya proyek yang berlokasi di Desa Tanah Merah Dajah, Bangkalan, sehingga proyek tersebut diperbaiki sesuai dengan perencanaan proyek.

Exit mobile version