Site icon Madurapers

Dinamika Inflasi Jawa Timur 2024: Tren Penurunan dan Faktor Pengaruhnya

Ilustrasi dinamika inflasi di Provinsi Jawa Timur sepanjang tahun 2024

Ilustrasi dinamika inflasi di Provinsi Jawa Timur sepanjang tahun 2024 (Dok. Madurapers, 2025).

Surabaya – Inflasi di Provinsi Jawa Timur sepanjang tahun 2024, menurut data BPS Jawa Timur, mengalami fluktuasi yang signifikan. Pada Januari 2024, tingkat inflasi year-on-year (y-on-y) tercatat sebesar 2,47 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 105,41, di mana Kabupaten Bojonegoro mengalami inflasi tertinggi sebesar 4,58 persen.

Februari 2024 menunjukkan peningkatan inflasi menjadi 2,81 persen dengan IHK sebesar 105,93, di mana Sumenep mencatat inflasi tertinggi sebesar 4,62 persen. Tren kenaikan ini terus berlanjut pada Maret 2024, dengan inflasi mencapai 3,04 persen dan Sumenep tetap menjadi daerah dengan inflasi tertinggi sebesar 4,68 persen.

Pada April 2024, inflasi Jawa Timur mencapai puncaknya di angka 3,25 persen dengan IHK sebesar 106,99, didorong oleh lonjakan harga di Sumenep yang mencapai 4,87 persen. Namun, pada Mei 2024, inflasi mulai menurun menjadi 2,83 persen, dengan Kabupaten Bojonegoro sebagai daerah dengan inflasi tertinggi sebesar 3,44 persen.

Juni 2024 mencatat inflasi sebesar 2,21 persen dengan penurunan signifikan dibandingkan bulan sebelumnya, sementara Kota Kediri menjadi daerah dengan inflasi terendah sebesar 1,72 persen. Tren penurunan ini berlanjut pada Juli 2024, dengan inflasi mencapai 2,13 persen, meskipun Sumenep masih mencatat inflasi tertinggi sebesar 3,45 persen.

Pada Agustus 2024, inflasi turun lagi menjadi 2,05 persen dengan IHK sebesar 106,34, sedangkan inflasi di Kota Kediri menjadi yang terendah dengan 1,33 persen. September 2024 mencatat inflasi sebesar 1,73 persen, dan Kota Kediri mengalami inflasi terendah sebesar 0,88 persen.

Tren penurunan inflasi semakin jelas pada Oktober 2024 dengan angka 1,66 persen dan IHK sebesar 106,37, serta inflasi di Kota Kediri tetap menjadi yang terendah sebesar 0,91 persen. November 2024 mencatat inflasi sebesar 1,41 persen dengan inflasi tertinggi di Sumenep sebesar 2,15 persen.

Desember 2024 menunjukkan sedikit kenaikan inflasi menjadi 1,51 persen, dengan inflasi tertinggi terjadi di Sumenep sebesar 1,97 persen. Namun, inflasi year-to-date (y-to-d) menunjukkan angka yang relatif stabil dibandingkan tahun sebelumnya.

Tren inflasi ini menunjukkan bahwa puncak inflasi terjadi pada April 2024, yang kemungkinan besar dipicu oleh faktor musiman seperti bulan Ramadan dan Lebaran. Sumenep secara konsisten mencatat inflasi tertinggi hampir setiap bulan, menunjukkan adanya tekanan harga yang lebih besar di daerah tersebut.

Penurunan inflasi sejak Mei 2024 dapat dikaitkan dengan stabilisasi harga pangan dan kebijakan moneter yang lebih ketat. Kota Kediri menunjukkan inflasi terendah hampir sepanjang tahun, mengindikasikan stabilitas harga yang lebih baik dibandingkan daerah lain.

Faktor utama yang mempengaruhi inflasi di Jawa Timur termasuk harga bahan pokok, distribusi barang, serta kebijakan ekonomi nasional. Pemerintah daerah perlu terus memantau harga pangan dan meningkatkan efisiensi distribusi untuk menjaga stabilitas inflasi.

Secara keseluruhan, meskipun inflasi di Jawa Timur mengalami fluktuasi, tren menurun sejak pertengahan tahun 2024 menunjukkan perbaikan ekonomi yang lebih stabil. Jika kebijakan yang tepat terus diterapkan, diharapkan inflasi pada 2025 tetap terkendali dan tidak mengganggu daya beli masyarakat.

Exit mobile version