Sumenep – Hanya sehari menjelang pelaksanaan pencoblosan Pilkada 2024, pengguna media sosial dihebohkan dengan tudingan ketidaknetralan Panitia Pemungutan Suara (PPS) Desa Lobuk, Kecamatan Bluto, Kabupaten Sumenep.
Isu ini mencuat setelah tersebar foto formulir C-Pemberitahuan KWK (undangan pencoblosan) yang disandingkan dengan kartu saku pasangan calon (Paslon) nomor urut 2, Achmad Fauzi Wongsojudo – K.H. Imam Hasyim (FAHAM).
Foto yang viral tersebut memperlihatkan undangan pencoblosan bertanda tangan Ketua Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) atas nama Ubaidillah, dengan kartu saku Paslon Faham terletak di atasnya. Hal ini memicu spekulasi bahwa penyelenggara di Desa Lobuk tidak bersikap netral.
PPS Lobuk Tegaskan Netralita
Merespons tudingan tersebut, Ketua PPS Desa Lobuk, Turmudzi Bahri, yang akrab disapa Didik, segera memberikan klarifikasi. Kepada media pada Selasa (26/11/2024) malam, Didik menegaskan bahwa seluruh penyelenggara dari tingkat PPS hingga KPPS di Desa Lobuk bekerja sesuai aturan dan menjunjung tinggi netral.
“Kami pastikan PPS Lobuk netral 100 persen, sesuai dengan amanah undang-undang dan peraturan KPU,” tegas Didik.
Mengenai foto yang viral, Didik mengungkapkan bahwa penyelidikan internal PPS menemukan fakta menarik. Setelah mendatangi rumah penerima undangan bernama Joni Susanto, Didik mengungkapkan bahwa foto tersebut diambil oleh seorang oknum pendukung Paslon nomor urut 1, K.H. Ali Fikri – K.H. Muh Unais Ali Hisyam (FINAL). Berdasarkan keterangan Joni, oknum tersebut berinisial AP (44).
“Tadi kami dari PPS bersama Panitia Pemilu Desa (PD) mendatangi rumah Joni Susanto. Pengakuannya, foto itu diambil oleh AP dan langsung disebarkan hingga viral,” jelas Didik.
Klarifikasi Hingga ke PPK Bluto
Untuk memastikan tidak ada penyalahgunaan wewenang oleh penyelenggara, PPS Lobuk juga telah memberikan penjelasan kepada Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Bluto. Bahkan, istri dari Joni Susanto turut hadir dalam pertemuan dengan PPK untuk menjelaskan kejadian sebenarnya.
“Berdasarkan klarifikasi ini, Alhamdulillah semuanya sudah clear. Kami sudah sampaikan kepada PPK bahwa PPS Desa Lobuk tidak terlibat dalam kasus ini,” tambah Didik.
KPU Sumenep: Isu Ini Hanya Propaganda
Menanggapi isu tersebut, Ketua KPU Sumenep, Nurussyamsi, secara tegas menyatakan bahwa foto viral yang beredar bukanlah hasil kerja penyelenggara pemilu, baik di tingkat KPPS, PPS, PPK, maupun KPU. Menurutnya, hal tersebut merupakan propaganda yang dilakukan oleh oknum tertentu untuk memengaruhi opini publik.
“Saya pastikan itu bukan kerja penyelenggara. Ini murni ulah oknum yang sengaja membuat framing tidak netral terhadap penyelenggara pemilu,” ujar Nurussyamsi.
KPU Sumenep juga telah melakukan investigasi hingga ke tingkat bawah, melibatkan PPK, PPS, dan KPPS. Semua temuan dilengkapi dengan dokumentasi sebagai bukti bahwa penyelenggara tetap bekerja sesuai prosedur.
“Kasus ini sudah kami laporkan ke Panwaslu Kecamatan dan sedang ditindaklanjuti. Kami berharap seluruh pihak menjaga suasana tetap kondusif menjelang hari pencoblosan,” imbuhnya.
Untuk itu, Nurussyamsi mengingatkan agar masyarakat tetap tenang dan tidak terprovokasi oleh informasi yang tidak benar. Ia mengajak semua pihak untuk menjaga kedamaian dan tidak membiarkan isu-isu seperti ini memicu perpecahan.
“Jangan sampai framing seperti ini menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan. Mari kita bersama-sama menjaga kondusifitas di tengah masyarakat,” pungkasnya.
Dengan klarifikasi ini, KPU Sumenep berharap masyarakat tetap percaya pada integritas penyelenggara pemilu dan dapat menggunakan hak pilihnya dengan tenang pada hari pencoblosan.