Sampang – Dalam catur (empat) tahun terakhir pasca Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada) tahun 2018, Pemerintahan Daerah (Pemda) Kabupaten Sampang banyak meraih prestasi, Selasa (31/1/2023).
Prestasi itu membuat Pemda Sampang mendapatkan banyak penghargaan. Penghargaan itu antara lain, pertama, Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) empat tahun berturut-turut dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Republik Indonesia (RI). Kedua, Penerapan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) dengan Predikat Baik dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kementerian PANRB RI).
Ketiga, Percepatan Pembangunan Desa dari Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) RI. Keempat, Jatim COVID-19 Heroes Kategori Komulatif Terendah dari Media Harian Pagi Surya. Kelima, Open Defecation Free dari Gubernur Jawa Timur.
Selain prestasi tersebut, di bawah kepemimpinan Bupati H. Slamet Junaidi, Pemda Sampang telah membangun sejumlah infrastruktur jalan, jembatan, gedung, dan irigasi. Pembangunan infrastruktur ini yang dianggap paling monumental antara lain pembangunan jalan lingkar selatan (JLS) dan alun-alun.
Prestasi itu tentu mengagumkan, tapi ketika angka kemiskinan (ukuran kemakmuran, red.) tinggi dan tingkat kesejahteraan terendah di Jawa Timur (Jatim), maka prestasi itu layak dipertanyakan.
“Ada apa itu di balik prestasi pembangunan yang sering didengungkan ke publik?” Tanya Wahyudi saat diwawancarai awak media Madurapers via aplikasi WhatsApp, Selasa (31/1/2023).