“Kami masih merasakan gempa susulan… dan masih ada kekhawatiran bahwa mungkin masih ada lagi bangunan yang akan runtuh,” kata koresponden kami.
Infrastruktur energi Turki juga telah rusak, dan video telah muncul menunjukkan kebakaran besar di Turki selatan. Pengguna media sosial mengklaim hal itu disebabkan oleh kerusakan pipa gas.
Menteri Energi Turki Fatih Donmez membenarkan telah terjadi kerusakan serius pada infrastruktur, namun tidak menyebutkan ledakan tersebut.
Turki terletak di salah satu zona gempa paling aktif di dunia. Pada tahun 1999 gempa mematikan menewaskan lebih dari 17.000 orang di barat laut. Bencana gempa bumi terburuk di negara itu terjadi pada tahun 1939 ketika 33.000 orang meninggal di provinsi Erzincan timur Turki.
Seorang warga Kahramanmaras, Melisa Salman, mengatakan tinggal di zona gempa berarti dia terbiasa “terguncang”, tetapi getaran Senin adalah “pertama kalinya kami mengalami hal seperti itu”. “Kami pikir itu adalah kiamat,” katanya.
Bulan Sabit Merah Turki telah menyerukan warga untuk melakukan donor darah, dan presiden organisasi tersebut, Kerem Kınık, mengatakan di Twitter bahwa darah tambahan dan produk medis sedang dikirim ke wilayah yang terkena dampak.
Menyusul permintaan bantuan internasional, Presiden Turki Erdogan mengatakan 45 negara telah menawarkan dukungan.
Sekretaris Jenderal PBB António Guterres telah menyerukan tanggapan internasional terhadap krisis tersebut, mengatakan bahwa banyak keluarga yang terkena bencana “sudah sangat membutuhkan bantuan kemanusiaan di daerah-daerah di mana akses menjadi tantangan”.
Uni Eropa mengirimkan tim pencarian dan penyelamatan ke Turki, sementara tim penyelamat dari Belanda dan Rumania sudah dalam perjalanan. Inggris mengatakan akan mengirim 76 spesialis, peralatan, dan anjing penyelamat.
Prancis, Jerman, Israel, dan AS juga telah berjanji untuk membantu. Presiden Rusia Vladimir Putin telah menawarkan bantuan kepada Turki dan Suriah, seperti halnya Iran.
Menteri Dalam Negeri Turki, Suleymon Soylu, mengatakan 10 kota terkena dampak gempa awal termasuk Hatay, Osmaniye, Adiyaman, Malatya, Sanliurfa, Adana, Diyarbakir dan Kilis. Sekolah telah diliburkan di kota-kota itu setidaknya selama seminggu.
Seorang relawan kelompok penyelamat White Helmets, yang beroperasi di daerah yang dikuasai pemberontak di Barat Laut Suriah, menahan air mata saat menggambarkan kehancuran di Sarmada, dekat perbatasan dengan Turki.
“Banyak bangunan di berbagai kota dan desa di barat laut Suriah runtuh,” katanya.
“Sampai sekarang, banyak keluarga berada di bawah reruntuhan. Kami berusaha menyelamatkan mereka tetapi itu tugas yang sangat sulit bagi kami.
“Kami membutuhkan bantuan. Kami membutuhkan komunitas internasional untuk melakukan sesuatu, membantu kami, mendukung kami. Suriah Barat Laut sekarang menjadi daerah bencana,” tambahnya.
Gempa tersebut cukup kuat, getarannya dirasakan hingga ke negara Siprus, Lebanon, dan Israel. (*)
