Opini  

Gen Z, Terpinggirkan atau Penguasa Dunia Kerja Era Digital

Foto penulis/Arshelina Renata Adiswara

Generasi ini baru memasuki dunia kerja dan sering kali dianggap kurang memiliki keterampilan praktis dan pemahaman mendalam tentang industri tertentu.

Hal ini dikarenakan fokus pendidikan yang lebih banyak pada teori daripada praktek, minimnya kesempatan untuk magang atau bekerja paruh waktu, dan budaya kerja tradisional yang belum sepenuhnya beradaptasi dengan gaya hidup dan karakteristik Gen Z.

Namun, pandangan dianggap terlalu pesimis, mengabaikan kemampuan adaptasi cepat dan semangat belajar yang tinggi dari Gen Z yang sebenarnya bisa menjadi aset berharga jika diberi kesempatan dan dukungan yang tepat.

Gen Z masih menghadapi tantangan terkait pengalaman praktis di dunia kerja. Namun, berpotensi besar dalam berinovasi dan menjadikan aset berharga bagi perusahaan yang ingin berkembang diera digital.

Tercatat 67% perusahaan global memandang Gen Z sebagai generasi paling inovatif, terutama dalam hal keahlian digital dan kemampuan beradaptasi dengan teknologi baru. Hal ini tidak mengherankan, mengingat Gen Z tumbuh diera digital yang pesat dan memiliki pemahaman mendalam tentang berbagai platform digital yang kini menjadi kebutuhan banyak industri.

Terlebih dari itu, Gen Z sebagai generasi yang mampu belajar dengan cepat dan membawa perspektif segar yang dapat membawa inovasi dan perubahan dalam perusahaan.

Perusahaan yang mampu memahami dan mengakomodasi kebutuhan Gen Z, seperti menyediakan lingkungan kerja yang fleksibel dan kolaboratif serta memberikan kesempatan untuk belajar dan berkembang, akan mendapatkan keuntungan besar dari talenta-talenta muda ini.

Eksplorasi konten lain dari Madurapers

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca