Site icon Madurapers

Harga Pupuk di Atas HET: Petani Menjerit, Dispertan Bungkam

Ilustrasi petani di Kabupaten Sampang menjerit karena harga pupuk mahal di atas HET

Ilustrasi petani di Kabupaten Sampang menjerit karena harga pupuk mahal di atas HET (Sumber Foto: Anaf/Madurapers, 2025).

Sampang – Petani di Kabupaten Sampang dibuat geram dengan harga pupuk yang melambung jauh di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan oleh pemerintah, Selasa (21/01/2025).

Kondisi ini semakin membebani mereka (petani Kabupaten Sampang, red.) di tengah musim tanam yang sudah berjalan.

Seperti halnya yang dikeluhkan salah seorang petani asal Kecamatan Banyuates yang namanya enggan (tidak mau, red.) disebut, ia mengaku menebus pupuk ke kios dengan harga Rp140 ribu per sak.

“Ia, saya beli sendiri ke kios di Bringkoning (salah satu dusun di Desa Tlagah, Kecamatan Banyuates, red.), dengan harga Rp140 ribu pupuk subsidi, itu kalau bawa KTP (Kartu Tanda Penduduk, red.) . Kalau gak (tidak, red.) bawa KTP harganya Rp175 ribu,” tutur petani ke Madurapers, pada Sabtu (11/01/2025).

Ia juga mengungkapkan bahwa pihak kios menyatakan petani hanya dapat mengambil pupuk 2 (dua) kali ke kios.

“Kata pihak kios, aturannya itu hanya boleh ngambil (membeli, red.) dua kali dalam setahun, kalau mau beli lagi ya harganya mahal,” ungkapnya.

Senada dengan pengalaman petani Kecamatan Banyuates tersebut, petani di Kecamatan Torjun juga mengungkapkan perihal pengalamannya yang membeli pupuk subsidi di atas HET.

“Saya beli Urea dan NPK, harganya per sak Rp125 ribu,” ungkap petani asal Torjun, Senin (13/01/2025).

Ironisnya, Kepala Dinas Pertanian (Dispertan) Kabupaten Sampang, Suyono, justru bungkam seribu bahasa terkait polemik tersebut. Ia tidak merespon konfirmasi via telepon dan pesan WhatsApp dari awak media Madurapers.

Bahkan, beberapa kali awak media ini ke kantornya, Suyono dikatakan oleh pegawai Dispertan Sampang sedang tidak ada di kantornya.

Exit mobile version