Bangkalan – Mendekati hari pemilihan presiden (Pilpres) pada 14 Februari 2024, beberapa lembaga survei telah merilis hasil survei elektabilitas calon presiden dan wakil presiden (Capres-Cawapres) peserta Pilpres 2024. Menurut survei yang dilakukan oleh beberapa lembaga survei nasional, elektabilitas pasangan Prabowo-Gibran, Capres-Cawapres Nomor Urut 2, mencapai 50% lebih, Selasa (13/2/2024).
Dalam survei LSI, elektabilitas Prabowo-Gibran mencapai 51,9%, diikuti oleh pasangan Anies-Muhaimin dengan 23,3%, Ganjar-Mahfud dengan 20,3%, dan sisanya 4,4% tidak menjawab. Survei tersebut melibatkan 1.220 responden dan dilakukan dari 29 Januari hingga 5 Februari 2024, dengan margin of error sekitar 2,9% dan tingkat kepercayaan 95%.
Survei lainnya, seperti Survei Indikator, Survei SPIN, Survei LSI Denny JA, Survei Populi, Survei Polstat, dan Survei LSN, juga menunjukkan elektabilitas yang tinggi untuk pasangan Prabowo-Gibran, dengan elektabilitasnya berkisar antara 51,8% hingga 54,8%.
Namun, Saifuddin, Direktur Lembaga Studi Perubahan dan Demokrasi (LsPD), menyatakan keraguannya terhadap hasil survei tersebut. “Saya masih meragukan apakah hasil survei tersebut akan terbukti pada Pilpres yang sebenarnya pada 14 Februari 2024?” Kata dia mempertanyakan hasil survei tersebut.
Ada beberapa alasan dibalik keraguannya. Pertama, preferensi pemilih cenderung dinamis dan bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor baik dari dalam maupun luar personal pemilih. Ini berarti bahwa hasil survei elektabilitas sebelum hari pemilihan mungkin tidak sepenuhnya merepresentasikan hasil sesungguhnya pada hari pemilihan nanti.
Kedua, Saif, panggilan akrab Saifuddin, menyebutkan bahwa ketidakjelasan sumber pendanaan survei juga menjadi alasan untuk meragukan hasilnya. Jika survei didanai oleh pihak yang memiliki hubungan dengan salah satu paslon, keakuratan hasilnya dapat dipertanyakan.
Ketiga, dia juga menyoroti kemungkinan ketidakobjektifan dalam pemilihan sampel survei, yang dapat mempengaruhi akurasi hasilnya. Terakhir, Saif berpendapat bisa saja instrumen yang digunakan dalam survei mengarah pada jawaban yang tidak objektif, jika pertanyaannya cenderung mempengaruhi opini responden.
Dengan demikian, meskipun hasil survei menunjukkan elektabilitas yang tinggi bagi pasangan Prabowo-Gibran, Saif menegaskan bahwa layak untuk meragukan apakah hasil tersebut akan terbukti dalam Pilpres satu putaran pada 14 Februari 2024 mendatang. Dia menyerukan untuk menunggu hasil sebenarnya pada hari pemilihan untuk melihat apakah survei tersebut benar-benar mencerminkan keputusan pemilih.