Site icon Madurapers

Hasto Kristiyanto: Profil Sang Sekjen PDI Perjuangan Pengagum Soekarno

Hasto Kristiyanto, Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan

Hasto Kristiyanto, Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (Sumber Foto: akun X Hasto Kristiyanto: @Hasto_66).

Jakarta – Nama Hasto Kristiyanto, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI Perjuangan), tengah menjadi sorotan publik akhir-akhir ini.

Hal ini karena pada Selasa (24/12/2014), Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkannya sebagai tersangka dalam kasus dugaan suap pergantian antarwaktu (PAW) anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) periode 2019-2024.

Kasus ini, juga menyeret nama Harun Masiku, politisi sekaligus calon legislatif (caleg) Daerah Pemilihan Sumatera Selatan I nomor urut 6 (enam) dari PDI Perjuangan pada Pemilu 2019, yang hingga kini masih buron.

Namun di balik kasus hukum yang menjeratnya, Hasto Kristiyanto, Sekjen DPP PDI Perjuangan pengagum presiden pertama Indonesia Soekarno ini, memiliki perjalanan karier politik dan kehidupan yang menarik.

Lahir di Yogyakarta pada 7 Juli 1966, Hasto kecil dikenal mencintai lakon wayang Mahabharata (sastra kuno, karya Bhagawan Biyasa atau Wiyasa dari India), kisah epik yang menggambarkan pertarungan kebaikan melawan kejahatan.

Ketertarikannya terhadap politik mulai muncul sejak Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kolese de Britto, Daerah Istimewa Yogyakarta, di mana ia rajin membaca buku-buku politik.

Pada 1985, Hasto Kristiyanto melanjutkan pendidikan di Fakultas Teknik Kimia, Universitas Gadjah Mada (UGM), setelah tamat SMA de Britto, Yogyakarta.

Masa kuliahnya banyak diwarnai aktivitas organisasi mahasiswa, hingga ia menjabat Ketua Senat Mahasiswa Fakultas (SMF) Teknik, UGM.

Minatnya terhadap gagasan Soekarno tentang Indonesia Raya kian berkembang, membentuk pandangan politiknya yang kelak ia bawa dalam karier politiknya.

Setelah lulus, Hasto belajar politik dari akademisi UGM, Prof. Dr. Cornelis Lay, MA (wafat Rabu [5/8/2020 di Yogyakarta] dan bergaul dengan tokoh senior PDI di Provinsi Jawa Timur (Jatim).

Pendidikan S2-nya (Magister) di Prasetya Mulya pada tahun 2000, dan pasca kuliah S2-nya menandai keputusan besarnya untuk berkarier penuh di PDI Perjuangan.

Karier politik Hasto Kristiyanto melejit setelah terpilih sebagai anggota DPR RI periode 2004-2009, dalam Pemilihan Umum (Pemilu) tahun 2004.

Ia dikenal sebagai tokoh strategis di balik kemenangan Joko Widodo (Jokowi) dan Basuki Tjahaja Purnama (Basuki) dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta 2012, serta Jokowi-Jusuf Kalla pada Pilpres 2014.

Pada Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) tahun 2019, Hasto memimpin Tim Kampanye Nasional yang sukses memenangkan Jokowi-Ma’ruf Amin.

Kini, perjalanan panjang Hasto Kristiyanto sebagai politisi ternama harus menghadapi badai, akibat jeratan kasus hukum yang tengah ditangani KPK.

Mampukah Hasto bangkit dari badai yang menghantamnya? Hanya waktu yang akan menjadi saksi perjalanan dan jawabannya, membawa harapan di tengah ketidakpastian.

Exit mobile version