John Locke lahir pada 29 Agustus 1632 di Wrington, Inggris, dan tumbuh dalam keluarga puritan. Pendidikan formalnya di Westminster School dan University of Oxford membentuk dasar pemikiran filosofis dan politiknya.
Sejak muda, Locke menunjukkan minat besar pada ilmu pengetahuan dan filsafat. Lingkungan akademik dan relasi intelektualnya sangat memengaruhi arah pemikirannya.
Locke terlibat dalam dunia politik saat bekerja sebagai sekretaris pribadi Earl of Shaftesbury. Keterlibatannya ini membawanya pada dinamika politik yang membuatnya mengungsi ke Belanda pada 1683.
Ia dikenal sebagai tokoh utama dalam pengembangan liberalisme dan demokrasi modern. Pengaruhnya merambah ke berbagai aspek pemikiran barat, mulai dari filsafat hingga sistem pemerintahan.
Salah satu kontribusi terpenting Locke adalah gagasannya bahwa manusia terlahir sebagai tabula rasa. Menurutnya, pikiran manusia adalah lembar kosong yang dibentuk oleh pengalaman dan refleksi.
Ia menentang pandangan rasionalisme yang mengandalkan ide bawaan dan menegaskan bahwa semua pengetahuan bersumber dari pengalaman indrawi. Gagasannya ini meletakkan dasar bagi empirisme modern.
Dalam karyanya An Essay Concerning Human Understanding, John Locke menjelaskan bahwa pengetahuan tidak muncul dari logika murni, tetapi dari hasil observasi dan pengalaman nyata. Pendekatan ini membuka jalan bagi metode ilmiah yang menekankan eksperimen.
Sementara dalam Two Treatises of Government, Locke menolak absolutisme dan memformulasikan teori kontrak sosial. Ia menekankan pentingnya persetujuan rakyat dalam membentuk pemerintahan yang sah.
Locke percaya bahwa setiap manusia memiliki hak alami seperti hidup, kebebasan, dan hak milik. Pemerintah, menurutnya, hanya sah jika mampu melindungi hak-hak ini.
Jika pemerintah gagal menjalankan tugasnya, rakyat berhak menggantikannya dengan pemerintahan yang lebih adil. Pandangan ini menjadi landasan moral bagi penolakan terhadap tirani.
Pemikirannya memberi pengaruh besar terhadap tokoh-tokoh seperti Thomas Jefferson dan Montesquieu. Konsepnya bahkan menjadi dasar ideologis Revolusi Amerika dan Revolusi Prancis.
Locke juga memberikan kontribusi besar dalam bidang pendidikan melalui gagasan tabula rasa. Menurutnya, pendidikan sebaiknya bersifat empirik dan personal, sesuai pengalaman individu.
Pemikir seperti Jean-Jacques Rousseau dan John Dewey mengembangkan teori pendidikan progresif berdasarkan pandangan Locke. Pendidikan tidak seharusnya memaksakan ide, tetapi membentuk karakter melalui pengalaman.
Para peneliti seperti Tuckness, Ayers, Dunn, dan Yolton menegaskan pentingnya Locke dalam berbagai bidang. Ia bukan hanya bapak empirisme, tetapi juga penyangga utama liberalisme dan reformasi pendidikan.
Warisan John Locke masih hidup dalam berbagai sistem pemerintahan modern yang menjunjung tinggi kebebasan dan hak asasi manusia. Ia dikenang bukan hanya sebagai filsuf, tapi juga arsitek perubahan sosial global.