Site icon Madurapers

Kalender Koptik: Warisan Penanggalan Mesir Kuno yang Terus Hidup

Gambar ilustrasi Kalender Koptik yang berasal dari peradaban Mesir Kuno

Gambar ilustrasi Kalender Koptik yang berasal dari peradaban Mesir Kuno (Dok. Madurapers, 2025).

Bangkalan – Kalender Koptik merupakan sistem penanggalan yang berasal dari peradaban Mesir Kuno dan masih digunakan hingga saat ini, terutama oleh Gereja Ortodoks Koptik di Mesir dan Ethiopia.

Kalender ini memainkan peran penting dalam menentukan tanggal-tanggal liturgi gereja serta membantu para petani dalam melacak musim agrikultural.

Kalender tersebut berakar dari kalender sipil Mesir Kuno yang telah digunakan selama ribuan tahun. Pada tahun 25 SM, Kaisar Romawi Augustus mereformasi kalender Mesir agar selaras dengan kalender Julius yang baru diperkenalkan.

Reformasi ini menghasilkan kalender yang dikenal sebagai “Kalender Koptik”. Meskipun demikian, kalender ini tetap mempertahankan struktur dasar dari pendahulunya.

Kalender ini adalah kalender surya yang didasarkan pada pergerakan matahari. Setiap tahunnya terdiri dari 365 hari, dengan tambahan satu hari setiap empat tahun sekali sebagai tahun kabisat, mirip dengan sistem pada Kalender Julius.

Kalender ini tidak berpatokan pada fenomena alami matahari, namun berpatokan pada bintang Sirius yang muncul di malam hari menjelang musim panas.

Munculnya bintang ini secara bersamaan ditandai dengan datangnya banjir Sungai Nil. Munculnya bintang Sirius dan datangnya banjir Sungai Nil hingga berikutnya bertepatan 365 hari, sehingga dengan patokan ini Mesir Kuno menjadikannya sebagai penanggalan.

Kalender Koptik terdiri dari 13 bulan. Dua belas bulan pertama masing-masing memiliki 30 hari, sedangkan bulan ke-13, yang dikenal sebagai bulan interkalari, memiliki 5 hari pada tahun biasa dan 6 hari pada tahun kabisat.

Nama-nama bulan dalam kalender ini adalah sebagai berikut: Thout, Paopi, Hathor, Koiak, Tobi, Meshir, Paremhat, Paremoude, Pashons, Paoni, Epip, Mesori, dan Pi Kogi Enavot (bulan interkalari). Setiap bulan ini memiliki peran dan makna tersendiri dalam budaya dan agama Koptik.

Kalender Koptik memiliki total 365 hari dalam setahun pada tahun biasa dan 366 hari pada tahun kabisat. Penambahan satu hari pada tahun kabisat dilakukan setiap empat tahun sekali, mengikuti aturan yang sama dengan Kalender Julius.

Kalender ini digunakan terutama oleh komunitas Koptik di Mesir dan Ethiopia. Gereja Ortodoks Koptik mengandalkan kalender ini untuk menentukan tanggal-tanggal penting dalam liturgi mereka, seperti Natal yang dirayakan pada tanggal 7 Januari menurut Kalender Gregorius, yang bertepatan dengan 25 Desember dalam Kalender Julius.

Selain itu, para petani di Mesir juga menggunakan kalender ini untuk melacak musim agrikultural, mengingat kalender ini mempertahankan pembagian tahun menjadi tiga musim, masing-masing terdiri dari empat bulan.

Kalender Koptik memiliki kesamaan dengan Kalender Julius dalam hal struktur tahun dan penambahan hari kabisat setiap empat tahun sekali. Namun, berbeda dengan Kalender Gregorius yang digunakan secara luas di dunia saat ini, kalender ini tidak mengadopsi reformasi yang dilakukan oleh Paus Gregorius XIII pada tahun 1582.

Akibatnya, terdapat perbedaan sekitar 13 hari antara Kalender Koptik dan Kalender Gregorius. Selain itu, meskipun Kalender Koptik dan Kalender Etiopia memiliki jumlah bulan dan hari yang sama, nama-nama bulannya berbeda.

Secara keseluruhan, kalender ini merupakan warisan budaya dan sejarah yang kaya, mencerminkan kesinambungan tradisi penanggalan dari zaman Mesir Kuno hingga era modern.

Penggunaannya yang terus berlanjut hingga kini menunjukkan betapa pentingnya kalender ini dalam kehidupan religius dan agrikultural masyarakat Koptik.

Exit mobile version