Sumenep – Sebuah Kapal Yacht asal Australia mengalami mesin mati dan terdampar di perairan Pulau Giliyang, Kecamatan Dungkek, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur pada Rabu (29/01/2025) sore.
Informasi yang dihimpun jurnalis media ini, Kapal bernama Australian ini nyaris karam akibat cuaca buruk, sebelum akhirnya dua awak kapal berhasil dievakuasi oleh warga setempat dengan cara yang tak biasa.
Tanda Bahaya di Tengah Laut
Insiden ini pertama kali diketahui sekitar pukul 12.05 WIB, ketika warga yang menyeberang ke Pulau Giliyang melihat sinyal suar ditembakkan sebanyak lima kali dari sebuah kapal yang terombang-ambing di laut. Informasi ini segera dilaporkan ke Sat Polairud Polres Sumenep, yang kemudian melakukan pengecekan lebih lanjut.
Menurut Humas Polres Sumenep, AKP Widiarti, S.H., laporan awal menyebutkan bahwa kapal tersebut mengalami mesin mati dan terjebak di tengah laut.
“Kami menerima laporan dari masyarakat bahwa ada kapal asing dalam kondisi darurat. Namun, cuaca buruk membuat kapal-kapal kecil tidak berani mendekat untuk memberikan pertolongan,” ungkapnya.
Upaya Evakuasi yang Dramatis
Perangkat Desa Banraas mencoba mengevakuasi kapal menggunakan KM Sriwijaya, kapal taksi laut yang biasa beroperasi di wilayah tersebut. Namun, ombak yang semakin tinggi membuat kapal tersebut tidak sanggup mendekati yacht dan akhirnya kembali ke dermaga.
Sementara itu, kapal yacht semakin mendekati kawasan karang dangkal dan hampir kandas. Melihat situasi yang semakin berbahaya, warga Pulau Giliyang akhirnya melakukan evakuasi darurat terhadap dua awak kapal dengan cara unik: mereka menggunakan jeriken dan pelampung untuk membawa korban ke bibir pantai.
“Beruntung, kedua awak kapal berhasil dievakuasi dengan selamat meskipun dalam kondisi trauma akibat kejadian tersebut,” katanya menambahkan.
Kru Kapal Ditampung Warga, Kerugian Capai Rp8 Miliar
Dua awak kapal tersebut diketahui berkebangsaan Australia, yakni Watt Peter John (63 tahun) dan Delves Catherine Winifred (61 tahun). Saat ini, mereka ditampung oleh seorang warga setempat, Harianto Hari, yang memahami bahasa Inggris, untuk beristirahat sementara waktu.
Kapal Yacht Australian ini diketahui berlayar dari Australia menuju Kupang (NTT), lalu melanjutkan perjalanan ke Bali dan Kalimantan sebelum mengalami masalah mesin di perairan Sumenep.
“Akibat kejadian ini, kerugian ditaksir mencapai Rp 8 miliar, mencakup Kapal Yacht beserta seluruh isinya,” katanya merinci.
Setelah menerima laporan, kepolisian perairan segera berkoordinasi dengan berbagai pihak, termasuk Basarnas Pos SAR Sumenep, KSOP Kelas IV Kalianget, serta Polsek Dungkek.
“Tim SAR gabungan yang terdiri dari Ditpolairud Polda Jatim, Satpolairud Polres Sumenep, BPBD Sumenep, komunitas nelayan, serta masyarakat pesisir dikerahkan untuk melakukan pencarian dan evakuasi sesuai dengan SOP yang berlaku,” ungkapnya.
Namun, upaya penyelamatan ini tidak berjalan mudah. AKP Widiarti, S.H., menjelaskan bahwa kondisi cuaca ekstrem menjadi hambatan utama.
“Angin berhembus dengan kecepatan 18-23 knot, sementara gelombang mencapai 1-2 meter. Ini sangat menyulitkan proses evakuasi dan pencarian barang-barang yang masih tersisa dari kapal,” jelasnya.
Saat ini, aparat masih melakukan penyelidikan lebih lanjut mengenai penyebab pasti insiden ini. Sementara itu, dua warga negara Australia yang selamat akan mendapatkan pendampingan hingga situasi memungkinkan untuk pemulangan mereka atau langkah lebih lanjut sesuai prosedur hukum dan keselamatan maritim.
“Kami akan terus berkoordinasi dengan instansi terkait untuk memastikan keselamatan awak kapal serta menindaklanjuti proses hukum yang diperlukan,” pungkasnya.