Hikmah  

Kaya Menurut Pandangan Islam

Illustration by madurapers.com

Kaya Hati dan Bahaya Tamak

Masih tentang syarah hadits di atas, bila hati sudah kaya, maka seseorang akan merasa cukup dan berhenti dari sifat tamak. Bila sudah merasa cukup, maka kemuliaan, kebersihan jiwa dan sifat terpuji lebih utama nilai kebaikannya daripada harta yang dihasilkan oleh rasa tamak dan tak pernah puas.

Kebalikan sifat qanaah adalah sifat tamak. Sifat yang satu ini banyak sekali menyebabkan manusia terlibat ke dalam urusan yang hina dan perilaku yang buruk seperti korupsi, mencuri, menjual barang haram demi ambisi kekayaan, bahkan kebanyakan pelaku sifat tersebut berakhir di dalam penjara.

Cara Menghindari Ambisius dan Tamak

Tamak atau rakus merupakan salah satu penyakit hati. Penyakit hati yang seperti ini cara meredamnya adalah menundukkan pandangan. Maksudnya adalah menundukkan pandangan dari orang yang dikarunia kelebihan di atasnya baik dalam kekayaan, kesempurnaan ciptaan dan ketampanan/kecantikan wajah.

Rasulullah SAW, bersabda:

انْظُرُوا إلى مَن أسْفَلَ مِنكُمْ، ولا تَنْظُرُوا إلى مَن هو فَوْقَكُمْ، فَهو أجْدَرُ أنْ لا تَزْدَرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ

قالَ أبو مُعاوِيَةَ، علَيْكُم

الراوي: أبو هريرة

المحدث: مسلم

المصدر:  صحيح مسلم

الصفحة أو الرقم:  2963

خلاصة حكم المحدث:  [صحيح]

Artinya: “Hendaknya kalian melihat terhadap orang yang lebih bawah (taraf hidupnya) dan janganlah melihat orang yang lebih tinggi daripada kalian. Hal itu lebih layak agar tidak membuat kalian meremehkan nikmat Allah SWT” (HR. Muslim, 3963).

Bila seorang hamba tidak sengaja melihat atau kebetulan bertemu dengan hamba Allah yang dikaruniai harta dan rupa yang lebih, dan hal itu membuatnya iri di dalam hatinya, maka hendaknya ia melihat terhadap orang-orang yang lebih tidak mampu (secara harta benda) sehingga dirinya merasa lebih beruntung dan kemudian mensyukurinya.

Tinggalkan Balasan

Eksplorasi konten lain dari Madurapers

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca