Gentar Layar Pudar
Senja, sudah sampailah sumpah dan serapah
di daratan madu keajaiban
Raden Sagara meloncat mewarnai tanah
dan berlari-lari seperti janji
Aduh putraku umurmu berkali padi empat kali
janganlah sarang lebah kau serapahi
dengan pedang di matamu
dengan merpati maupun layar yang pudar
di tanah lapang ini, ibu akan menanam piranti
mereka menanti menikmati madu-madu suci
Kita telah bertangan layangan dan senyummu madu
Teriakmu “maddu e ra-ra, maddu e ra-ra “
Raden Segara di matamu ada rasa, dan raksasa berhati mulia
madukan masa-masa si depan sana dengan lautan berair surge
di tatar tanah datar ini, mari kita berjanji kembali
bahwa masa dan raja selalu ada di dada
mengganti mimpi menjadi sungai madu semesta
Sampang, 2021
Madu Kami di Pulau Sunyi
Oleh Ahmad Wahyudin
Telah kita sentuhkan tatapan para pemberani
di pagi bermadu, ini lah madu rajam legam semngatku
“dengan sadar kami berlayar menuju mata ikan-ikan di lautan
Kapal kami bertali kasih bapa dan lengan-lengan hujan, awan,
serta matahari”
Pulau dan galau tidak akan pernah jadi galat
hanya segurat serat air lautan
yang selalu jadi tarian di ingatan
anak-anak kami berdiri di pantai
kami pergi membawa panji-panji madu
bersarung selendang ibu: mata kami menjadi bunga di angin ujung kapal
Bangkalan, 2021
Raden Ayu Tunjung Sekar
Karya Joko Susilo dan Ahmad Wahyudin
Betismu adalah cahaya bulan di lautan
manis madu di matamu memandang seberang pulau
dengan selendang dan daun
angin pun menjadi perahu berlayar mawar