Surabaya – Siang itu, langit Surabaya tampak lebih kelam dari biasanya. Puluhan aktivis yang tergabung dalam Jaringan Anti Rasuah Jawa Timur berkumpul di depan Markas Polisi Daerah (Mapolda) Jawa Timur.
Mereka membawa lilin, bukan sekadar penerang kegelapan, tetapi sebagai simbol harapan, keadilan, dan ketegasan dalam memberantas korupsi.
Aksi jilid II ini mereka tajuk “Indonesia Terang, Polda Jatim Gelap.” Mereka datang dengan satu tujuan: mendesak Polda Jawa Timur agar bersikap tegas dalam menangani dugaan kasus korupsi Dana Insentif Daerah (DID) Rp12 miliar untuk Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) di Kabupaten Sampang.
Kasus yang telah bertahun-tahun berjalan itu masih menyisakan tanda tanya besar di kalangan masyarakat.
Lilin dan Tahlil: Mengetuk Nurani Aparat Penegak Hukum
Tak hanya orasi dan teriakan tuntutan, siang itu para aktivis juga menyalakan lilin sebagai simbol perjuangan mereka.
Sembari menyalakan lilin, mereka menggelar doa dan tahlil bersama, berharap keadilan tidak lagi tertidur dalam ketidakpastian.
Mereka berharap, nurani para penyidik Polda Jatim tersentuh dan segera mengambil langkah tegas dalam menuntaskan kasus ini.
Beberapa menit setelah orasi dimulai, massa aksi akhirnya ditemui oleh Kompol Sodiq Efendi, Kanit II Tipidkor Ditreskrimsus Polda Jatim.
Di hadapan para demonstran, Kompol Sodiq menegaskan bahwa kasus ini masih terus berjalan, bahkan pihaknya telah mengeluarkan Surat Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penyidikan (SP2HP) yang menyebutkan bahwa sudah ada penetapan tersangka dalam kasus ini.
Satu Nama Tersangka, Namun Masih Banyak yang Bersembunyi?
Saat ditanya lebih lanjut mengenai siapa yang telah ditetapkan sebagai tersangka, Kompol Sodiq menyebutkan satu nama: M. Hasan Mustofa. Namun, ia juga memastikan bahwa akan ada tersangka lain yang menyusul dalam waktu dekat.
Pernyataan itu langsung disambut dengan teriakan takbir dan yel-yel perlawanan dari peserta aksi.
Ach. Rifa’i, Koordinator Lapangan (Korlap) aksi, menyampaikan apresiasi atas perkembangan ini. Namun, ia menegaskan bahwa perjuangan mereka belum selesai.
“Kami akan terus mengawal hingga semua yang terlibat ditangkap. Ini bukan sekadar kasus biasa, ini sejarah bagi Polda Jatim dalam mengungkap kasus korupsi di Sampang di bawah pimpinan Bupati Slamet Junaidi,” ujar Rifa’i dengan suara lantang.
Seorang orator menegaskan bahwa jika dalam dua minggu ke depan tidak ada perkembangan signifikan, maka massa akan kembali turun ke jalan dengan jumlah yang lebih besar.
“Kami tidak akan diam! Hukum harus ditegakkan, korupsi harus dihancurkan! Hidup rakyat! Hidup keadilan! Hancurkan mafia korupsi sampai ke akar-akarnya!” teriaknya, sebelum massa aksi membubarkan diri.
Siang itu, lilin-lilin kecil tetap menyala. Bukan hanya menerangi jalan, tetapi juga menyalakan harapan akan keadilan yang tak boleh lagi dikaburkan oleh kepentingan segelintir orang.