Site icon Madurapers

Meriahkan Hari Santri 2023, PC NU Sumenep Tanam Ratusan Bibit Mangrove 

Acara penanaman ratusan pohon mangrove yang diselenggarakan oleh Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Sumenep (Sumber Foto: Istimewa, 2023). 

Acara penanaman ratusan pohon mangrove yang diselenggarakan oleh Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Sumenep (Sumber Foto: Istimewa, 2023). 

Sumenep – Dalam rangka memeriahkan Hari Santri tahun 2023, Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Sumenep menggelar penanaman ratusan pohon mangrove pada Sabtu (07/10/2023).

Acara yang bertajuk ‘Warga NU Menanam’ itu merupakan rangkaian kegiatan Hari Santri 2023 diselenggarakan PCNU Sumenep selama satu bulan ke depan yang dipusatkan di Pantai Matahari, Desa Lobuk, Kecamatan Bluto.

Berdasarkan pantauan di lapangan, kegiatan warga NU menanam 1000 bibit pohon mangrove dengan diawali dengan seremonial acara. Dilanjutkan dengan penanaman bersama di pantai yang tak jauh dari lokasi acara.

Hadir dalam acara tersebut, Syuriah dan Tanfidziyah PCNU Sumenep, lembaga, badan otonom, MWCNU Bluto, Forkopimcam Bluto, Kades Lobuk, serta masyarakat setempat.

Ketua PCNU Sumenep, K.H. A Pandji Taufiq mengatakan, bahwa persoalan lingkungan menjadi atensi pihaknya karena saat ini kehidupan tengah dihadapkan dengan kekeringan dan pemanasan global.

“Hal ini bila tidak segera ditangani, akan berdampak serius bagi kelangsungan hidup manusia di bumi dan juga sebagai salah satu ikhtiar bersama dalam melakukan penyelamatan lingkungan,” katanya, Sabtu (07/10/2023).

Pihaknya menambahkan, bahwa krisis pangan yang melanda dunia saat ini juga disebabkan oleh lingkungan yang mulai rusak. Selain karena kekeringan, juga karena pemanasan global serta konflik Rusia dan Ukraina yang tak berkesudahan. Namun yang sangat dominan adalah faktor lingkungan yang mulai tidak bersahabat.

“Krisis pangan ini menjadi topik pembahasan di banyak pertemuan-pertemuan negara di dunia. KTT di Bali, KTT di India dan KTT ASEAN beberapa waktu lalu juga membahas krisis pangan. Maka tak ada salahnya NU juga turut andil memberikan atensi terkait penyelamatan lingkungan,” ungkapnya.

Untuk itu, lanjut pria yang biasa dipanggil Kiai Pandji, hal sederhana namun sangat berdampak yang perlu dilakukan adalah masif menanam pohon. Guna mengembalikan ekosistem di bumi yang stabil, tanah yang subur, tetumbuhan yang rindang serta oksigen yang masih segar.

“Dulu, kakek kita sering menanam, tapi jarang menebang. Sekarang kita sebaliknya. Justru sering menebang, namun jarang menanam. Ini yang kemudian menjadikan lingkungan kita sekarang menjerit. Maka perlu kita galakkan penanaman pohon di mana-mana,” ujarnya.

Dirinya pun optimis NU sangat mampu melakukan penyelamatan lingkungan bila bergerak masif dan solid. Pandji menyebut, total pengurus NU di Sumenep berjumlah hampir 1000 orang, mulai dari Syuriah, Tanfidziyah, lembaga hingga banom. Jika masing-masing orang menanam satu pohon, tentu akan terjadi penghijauan skala besar di Sumenep.

“Apalagi jika sampai solid di tingkat MWCNU, Ranting NU, dan keluarga serta warga NU. Ini akan berdampak luar biasa. Mari kita bangun komitmen bersama untuk melakukan penghijauan. Ayo menanam pohon di musim hujan depan,” pungkasnya.

Exit mobile version