Bangkalan – Kalender Maya merupakan simbol kejeniusan peradaban kuno yang hingga kini masih mengagumkan dunia. Sistem kalender ini menunjukkan kemampuan bangsa Maya dalam astronomi dan matematika yang setara dengan teknologi modern.
Salah satu inovasi penting bangsa Maya adalah pengembangan konsep angka nol. Konsep ini menjadi dasar dari akurasi luar biasa sistem kalender yang mereka ciptakan, yakni pada masa Bak’tun ke-6, sekitar 747-353 SM.
Bangsa Maya mencapai puncak kejayaan antara tahun 200 hingga 900 Masehi. Mereka mendiami wilayah Mesoamerika yang meliputi Meksiko, Guatemala, Belize, Honduras, dan El Salvador.
Pada masa kejayaannya, bangsa Maya dikenal sebagai salah satu peradaban paling maju. Mereka menunjukkan kemajuan luar biasa dalam ilmu pengetahuan, budaya, dan teknologi.
Kalender Maya terdiri dari tiga jenis utama, yaitu Tzolk’in, Haab’, dan Putaran Kalender (Calendar Round). Tzolk’in memiliki siklus 260 hari yang digunakan untuk ritual keagamaan dan peramalan.
Haab’ adalah kalender matahari dengan siklus 365 hari yang terdiri dari 18 bulan, masing-masing 20 hari, serta 5 hari tambahan yang disebut Wayeb’. Sementara itu, Calendar Round merupakan kombinasi Tzolk’in dan Haab’ dengan siklus 52 tahun.
Sistem Hitungan Panjang dirancang untuk mencatat waktu dalam skala besar. Sistem ini mencakup unit waktu seperti Kin (1 hari), Winal (20 hari), Tun (360 hari), K’atun (7.200 hari), dan Bak’tun (144.000 hari).
Dengan sistem ini, bangsa Maya mampu mencatat berbagai peristiwa sejarah dengan presisi tinggi. Sistem ini menjadi bukti kecanggihan mereka dalam memahami konsep waktu.
Kemampuan bangsa Maya dalam bidang astronomi sangat luar biasa. Mereka dapat memprediksi fenomena kosmik, seperti gerhana matahari dan pergerakan planet, dengan akurasi mengesankan.
Pengetahuan astronomi ini menjadi pedoman penting dalam kehidupan sehari-hari. Mereka menggunakannya untuk menentukan waktu terbaik dalam kegiatan agraris dan ritual tertentu.
Kalender Maya juga memiliki dimensi spiritual yang mendalam. Setiap tanggal dalam kalender ini dihubungkan dengan ritual keagamaan yang mencerminkan harmoni antara manusia dan alam.
Pada tahun 2012, Kalender Maya menjadi sorotan karena mitos tentang kiamat pada 21 Desember 2012. Namun itu salah tafsir atas kalender ini, hal ini karena wantu tersebut hanya menandai akhir satu siklus Hitungan Panjang dan awal siklus baru.
Jejak penggunaan Kalender Maya ditemukan pada monumen batu atau stela di situs seperti Tikal dan Copán. Bukti ini menjadi saksi bisu kehebatan peradaban Maya yang terus dipelajari para peneliti.
Hingga kini, masyarakat adat Mesoamerika masih menggunakan elemen kalender ini dalam tradisi spiritual dan agraris. Kalender Maya menjadi bagian penting dari identitas budaya mereka yang diwariskan lintas generasi.
Kalender Maya bukan hanya alat pencatat waktu, tetapi juga simbol harmoni ilmu pengetahuan dan spiritualitas. Bangsa Maya mengingatkan kita akan pentingnya menjaga keseimbangan tersebut dalam kehidupan modern.