Site icon Madurapers

Monarki: Sistem Pemerintahan Kuno yang Tetap Relevan

Monarki (monarchy), atau sistem pemerintahan kerajaan, telah menjadi bagian tak terpisahkan dari sejarah peradaban manusia

Monarki (monarchy), atau sistem pemerintahan kerajaan, telah menjadi bagian tak terpisahkan dari sejarah peradaban manusia (Sumber foto: Istimewa, 2024).

Bangkalan – Monarki (monarchy), atau sistem pemerintahan kerajaan, telah menjadi bagian tak terpisahkan dari sejarah peradaban manusia. Kata “monarki” berasal dari bahasa Yunani monos, yang berarti “satu”, dan archein yang berarti “raja”. Ini menandakan kekuasaan tunggal yang dimiliki oleh seorang penguasa monarki. Meskipun kadang-kadang dianggap kuno, monarki tetap relevan dalam banyak negara di dunia saat ini.

Pada awal abad ke-19, jumlah takhta kerajaan mencapai lebih dari 900 di seluruh dunia. Namun, seiring berjalannya waktu, jumlah ini menurun tajam. Pada abad ke-20, hanya ada sekitar 240 takhta kerajaan yang tersisa, dan di dekade kedelapan abad ke-20, jumlahnya menyusut lagi menjadi hanya 40 takhta. Dari jumlah tersebut, hanya empat negara yang masih memiliki penguasa monarki mutlak, sementara sisanya menganut sistem monarki konstitusional.

Perbedaan mendasar antara penguasa monarki dan presiden sebagai kepala negara adalah lamanya masa jabatan. Penguasa monarki memegang jabatannya seumur hidup, sementara presiden biasanya dipilih untuk jangka waktu tertentu.

Namun, ada juga negara-negara yang memiliki sistem monarki dengan batas waktu, seperti Malaysia, di mana penguasa monarki hanya berkuasa selama lima tahun sebelum digantikan oleh penguasa monarki dari negeri lain dalam federasi.

Di zaman sekarang, konsep monarki mutlak hampir tidak ada lagi. Kebanyakan monarki saat ini adalah monarki konstitusional, di mana kekuasaan penguasa monarki dibatasi oleh konstitusi. Selain itu, ada pula konsep monarki demokratis, di mana tahta penguasa monarki berganti antara beberapa anggota keluarga kerajaan.

Penguasa sistem pemerintahan kerajaan ini memiliki peran penting dalam banyak negara. Mereka sering menjadi simbol kesinambungan dan kedaulatan negara tersebut. Selain itu, penguasa monarki juga sering menjadi kepala agama dan panglima tertinggi angkatan bersenjata. Namun, peran ini biasanya lebih bersifat simbolis dalam konteks modern.

Selain penguasa monarki, ada juga beberapa jenis kepala pemerintahan lain yang memiliki bidang kekuasaan yang luas, seperti Maharaja dan Khalifah. Meskipun demikian, monarki tetap menjadi salah satu bentuk pemerintahan yang paling tua dan berpengaruh dalam sejarah manusia.

Monarki telah mengalami berbagai perubahan sepanjang sejarahnya, tetapi tetap menjadi bagian penting dari struktur pemerintahan di banyak negara di dunia. Dengan adaptasi dan evolusi, monarki terus memainkan peranannya dalam pembentukan dan pemeliharaan stabilitas politik dan sosial.

Exit mobile version