Bangkalan – Ramai di media sosial penggunaan istilah “Open BO”. Istilah atau akronim ini, awalnya banyak digunakan di platform Twitter, Sabtu (21/1/2023).
Istilah itu terkini berkembang penggunaannya pada platform digital “media sosial” lain, seperti di Facebook, Instagram, dan TikTok, yang kemudian populer dan banyak digunakan dalam percakapan di dunia nyata.
Akronim “Open BO”, apabila diartikan “Open Booking Out” dalam Google Translate diterjemahkan “Buka Pemesanan Keluar”. Apabila akronim itu kepanjangannya adalah “Open Booking Online”, maka artinya “Buka Pemesanan Online”.
Terjemahan akronim “Open BO” itu maknanya masih samar, tersembunyi makna penggunaannya, jika tanpa latar konteks.
Tanpa konteks, penggunaan akronim ini di media sosial artinya mengarah pada transaksi semata. Baik itu transaksi barang maupun jasa secara online di media sosial.
Lalu, apa barang/jasa yang ditransaksikan dalam penggunaan akronim tersebut? Penjelasannya yang menyingkap tirai konteks itu memberikan penjelasan arti sebenarnya penggunaan akronim “Open BO”.
Dilansir dari pelbagai media online, istilah itu lekat dengan dunia prostitusi, yang menawarkan jasa kenikmatan “wisata lendir” melalui media sosial.
Istilah lain yang maknanya kurang lebih serupa dengan “Open BO”, yang sering juga digunakan dalam prostitusi online adalah “VCS, CS, Avail, ST, LT, No CIM, No BDSM, dan lainnya”.
Para pekerja “wisata lendir” yang menawarkan jasanya di media sosial secara “Open BO”, bisa dipesan untuk dibawa keluar. Tentu ini berbeda dengan PSK biasa yang hanya memberikan pelayanan di rumah bordil.
Akronim yang viral di media sosial itu, kemudian banyak digunakan pelbagai kalangan dalam melakukan transaksi barang/jasa. Bukan transaksi jasa kawin yang memberikan kenikmatan sesaat di luar nikah.
Konteksnya berubah, sehingga maknanya menjadi lain, yakni transaksi online barang/jasa pada umumnya.
Namun, tak bisa dipungkiri, akronim “Open BO” awalnya digunakan dalam “dunia prostitusi online”, yakni wisata lendir yang menjajakan jasa kenikmatan sesaat.