Site icon Madurapers

Paham Filsafat Kritisisme: Memahami dengan Sederhana

Kritisisme adalah suatu aliran dalam filsafat yang menekankan pentingnya mempertanyakan segala sesuatu. Dengan menerapkan prinsip kritisisme, kita dapat mengembangkan kemampuan untuk berpikir secara lebih kritis dan analitis, serta menjadi lebih waspada terhadap informasi yang diterima dari berbagai sumber

Kritisisme adalah suatu aliran dalam filsafat yang menekankan pentingnya mempertanyakan segala sesuatu. Dengan menerapkan prinsip kritisisme, kita dapat mengembangkan kemampuan untuk berpikir secara lebih kritis dan analitis, serta menjadi lebih waspada terhadap informasi yang diterima dari berbagai sumber (Dok. Madurapers, 2024).

Bangkalan – Dalam dunia filsafat, terdapat berbagai aliran pemikiran yang telah memberikan kontribusi besar terhadap pemahaman manusia tentang kehidupan dan realitas. Salah satu aliran pemikiran yang cukup penting dan menarik untuk dipelajari adalah kritisisme.

Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan aliran pemikiran atau paham filsafat “kritisisme”? Bagaimana filsafat ini memengaruhi cara kita memandang dunia ini?

Kritisisme adalah suatu aliran dalam filsafat yang menekankan pentingnya mempertanyakan segala sesuatu. Dalam pandangan atau pemikiran kritisisme, tidak ada kebenaran yang mutlak atau pasti. Sebaliknya, segala sesuatu harus dipertanyakan, dipelajari, dan dianalisis secara kritis sebelum kita dapat memahaminya dengan lebih baik.

Aliran pemikiran ini bermula dari pemikiran tokoh-tokoh seperti Immanuel Kant, David Hume, dan Friedrich Nietzsche. Masing-masing dari mereka memberikan kontribusi unik terhadap pengembangan pemikiran kritisisme.

Kant, misalnya, menekankan pentingnya penggunaan akal budi dalam memahami dunia, sementara Hume lebih fokus pada pengalaman dan induksi sebagai dasar pengetahuan. Nietzsche, di sisi lain, mengajukan kritik terhadap nilai-nilai tradisional dan mengusulkan pemikiran yang lebih bebas dan otonom.

Salah satu ciri utama kritisisme adalah skeptisisme terhadap pengetahuan yang diberikan. Hal ini berarti bahwa aliran pemikiran ini meragukan segala sesuatu yang dianggap sebagai kebenaran absolut atau mutlak.

Sebagai contoh, dalam pemikiran kritisisme, konsep-konsep seperti keadilan, kebenaran, dan kebaikan tidaklah menjadi sesuatu yang tetap dan universal. Konsep-konsep tersebut dipertanyakan dan dianalisis berdasarkan konteks dan pengalaman.

Dalam kehidupan sehari-hari, pandangan kritisisme ini dapat membantu kita untuk menjadi lebih waspada terhadap informasi yang diterima dari berbagai sumber. Sebagai contoh, ketika membaca berita di media sosial, seorang yang memahami kritisisme akan cenderung untuk tidak serta merta mempercayai semua informasi yang disajikan.

Sebaliknya, dia akan melakukan pencarian kebenaran informasi, atau bahkan melakukan pengamatan dan penelitian lebih lanjut, mempertimbangkan sumber informasi, dan menganalisis konteks sebelum sampai pada kesimpulan.

Penerapan prinsip kritisisme juga memiliki implikasi yang dalam dalam berbagai bidang kehidupan. Salah satunya adalah dalam ilmu pengetahuan dan penelitian. Para ilmuwan yang mengadopsi pendekatan kritisisme akan senantiasa mempertanyakan temuannya, melakukan pengujian ulang, dan mencari bukti yang mendukung atau menentang teori-teori yang ada.

Di bidang politik, kritisisme juga berperan penting dalam mempertanyakan kebijakan dan tindakan pemerintah. Warga negara yang kritis akan aktif memeriksa tindakan pemerintah, menuntut transparansi, dan meminta pertanggungjawaban atas kebijakan yang diambil.

Selain itu, dalam dunia seni dan budaya, kritisisme dapat membantu kita untuk mengembangkan apresiasi yang lebih dalam terhadap karya-karya seni. Seorang yang memahami kritisisme akan mampu melihat melampaui permukaan sebuah karya seni dan mengenali pesan-pesan yang tersembunyi di dalamnya.

Meskipun memiliki banyak manfaat, menerapkan prinsip kritisisme juga tidaklah mudah. Salah satu tantangannya adalah bahwa terkadang kita cenderung untuk terjebak dalam pola pikir yang sudah ada atau dalam kebiasaan berpikir tertentu. Hal ini dapat membuat kita sulit untuk mempertanyakan keyakinan atau pandangan kita sendiri.

Selain itu, terlalu banyak skeptisisme juga dapat mengarah pada sikap skeptis yang tidak produktif, di mana seseorang menjadi sangat ragu-ragu dan sulit untuk mencapai kesimpulan yang konkret.

Untuk mengatasi tantangan tersebut, penting bagi kita untuk terus mengasah kemampuan berpikir kritis. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan membiasakan diri untuk selalu bertanya dan mempertanyakan segala sesuatu yang kita temui. Selain itu, membaca buku-buku tentang filsafat dan berdiskusi dengan orang lain juga dapat membantu kita untuk memperluas pandangan dan melatih kemampuan berpikir kritis.

Exit mobile version