Yogyakarta – Anggota Komisi X DPR RI Djohar Arifin Husin menyebut, kurang lebih hampir dua tahun ini Indonesia berjibaku mengatasi pandemi COVID-19. Pada saat ini memang harus diakui terjadi learning loss (hilangnya pengetahuan dan keterampilan) karena pemberlakuan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) kepada peserta didik, Rabu (20/4/2022).
Pemberlakuan pembelajaran model ini telah berpengaruh dalam cakupan kualitas maupun kuantitas dunia pendidikan.
“Kita sudah bisa rasakan kurang lebih dua tahun anak-anak kita yang tadinya kelas I pas ada pertemuan tatap muka sudah kelas II, bahkan yang di kelas III sudah sudah pindah ke sekolah yang (tingkatnya) lebih atas,” ujar Djohar.
Djohar lebih lanjut mengatakan, “Nah ini terlihat jelas learning loss bukan lagi ancaman, tapi memang sudah nyata terjadi di lapangan.”
Paparan itu Djohar sampaikan usai mengikuti Tim Kunjungan Kerja Reses Komisi X DPR RI meninjau SMP Negeri 8 Yogyakarta, di Daerah Istimewa Yogyakarta, Senin (18/4/2022).
“Pada saat itu kita sudah memberikan aba-aba kalau tidak ada kenaikan penularan COVID-19, lebih baik segera dilakukan pembelajaran tatap muka 100 persen,” tambahnya.
Komisi X DPR RI pun telah mendapat aspirasi dari orang tua siswa. Para orang tua siswa, mengeluh sudah tidak sanggup lagi menyelenggarakan sistem pendidikan di rumahnya.
Mereka meminta untuk dilaksanakannya pembelajaran tatap muka dapat dilaksanakan di sekolah.
“Di sini para guru juga dihadapkan dengan persoalan penurunan kemampuan literasi dan numerasi para siswanya,” analisis Djohar.
“Akibat kurangnya bahan bacaan dan tidak adanya hubungan langsung antara siswa dan guru. Artinya, memang kalau tidak secepatnya melakukan pertemuan tatap muka, maka kita akan semakin mengalami learning loss yang semakin parah pada tahun-tahun berikutnya,” analisa politisi Partai Gerindra tersebut.
Dalam kunjungan ini Djohar menilai sudah mulai terlihat geliat proses belajar mengajar di sekolah. Ia berharap proses ini akan terus berlanjut. Sehingga persoalan learning loss ini bisa dibenahi.
Djohar menambahkan, salah satu upaya agar pembelajaran tatap muka bisa kembali dibuka dengan percepatan vaksinasi di kalangan pelajar. Harapannya sebelum akhir tahun semua siswa di Kota Pelajar ini sudah tuntas menjalani vaksinasi.
Djohar mengatakan, saat ini sebaran COVID-19 di Indonesia sudah menurun drastis. Jika semua pelajarnya sudah divaksin, pembelajaran tatap muka pun bisa diizinkan untuk dilaksanakan kembali.
“Sesuai syarat dari Satgas COVID-19 dan Mendikbudristek, pertemuan tatap muka bisa dilaksanakan jika guru dan murid harus sudah divaksin lengkap,” tandas legislator Dapil Sumatera Utara III tersebut.