Sumenep – J&T Express beberapa waktu lalu telah meluncurkan program J&T Connect Prenuer yang ditujukan untuk seluruh Pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia.
Diketahui, program ini merupakan bentuk komitmen J&T Express dalam memunculkan berbagai inisiatif yang berfokus pada pemberdayaan UMKM. Selain itu, program ini menegaskan peran J&T yang lebih dari sekadar perusahaan logistik.
Herline Septia, Brand Manager J&T Express, menjelaskan bahwa J&T Connect Preneur akan menjadi rangkaian program unggulan tahun ini dengan beberapa kegiatan seperti J&T Connect Preneur Tour, J&T Connect Run, dan J&T Connect Preneur Summit yang didedikasikan untuk UMKM.
“Kenapa UMKM? Karena rangkaiannya adalah salah satu strategi mitra terbesar J&T di Indonesia, sehingga menurut kami, sangat perlu untuk mendukung dan membangun (UMKM),” ujar Herline dalam keterangannya dikutip dari DetikFinance Selasa (06/08/2024).
Herline juga menyatakan bahwa J&T Express yang tumbuh bersama dengan perkembangan UMKM akan terus konsisten memberikan dukungan kepada UMKM di Indonesia.
Namun, upaya pemberdayaan J&T Ekspres terhadap UMKM ini berbanding terbalik dengan yang dialami oleh sejumlah pelaku UMKM di Kabupaten Sumenep yang menggunakan jasa pengiriman barang melalui J&T Ekspres.
Berdasarkan penelusuran yang dihimpun oleh jurnalis Madurapers, banyak pelaku UMKM di Sumenep yang merasakan kekecewaan. Namun, sebagian besar enggan menyuarakan keluhannya kepada publik.
Bahkan, banyak pengusaha kecil yang mengalami kerugian akibat keterlambatan pengiriman. Salah satunya, Nur Hidayati, pemilik toko online di Sumenep, menyatakan bahwa ketidakprofesionalan J&T Express telah merugikan bisnisnya.
Paketnya berulang kali tidak sampai ke alamatnya, meskipun barang tersebut mendesak dan harus segera dijual ke pelanggannya.
“Barang saya malah harus saya jemput sendiri ke tempat transit barang kiriman J&T di desa sebelah, Nyabakan Barat,” ujar perempuan warga Dusun Ares Tengah, Desa Totosan, Kecamatan Batang-Batang, Kabupaten Sumenep kepada media ini, Rabu (31/07/2024) kemaren.
Kasus serupa dialami Inni Marroh Qonitatillah, warga Desa Romben Rana, Kecamatan Dungkek, pada Selasa (16/07/2024) kemaren. Ia mengeluhkan keterlambatan pengiriman paket yang dipesannya sejak 4 Juli 2024, yang belum sampai hingga 16 Juli 2024.
“Saya sering kecewa dengan keterlambatan pengiriman dan kurangnya komunikasi dari pihak kurir,” ujar Inni selaku pemilik toko online ternama di Sumenep.
Menanggapi banyak keluhan tersebut, pihak J&T Express Jawa Timur hanya menghubungi redaksi Madurapers dan meminta takedown berita tentang pelayanan buruk JNT Ekspress yang dimuat sejumlah media.
“Kami memohon dengan hormat agar pemberitaan tersebut dapat di-takedown dari laman website madurapers.com,” pintanya melalui pesan WhatsApp, Rabu (31/07/2024) kemaren.