Site icon Madurapers

Pelayanan Puskesmas Kokop Buruk, PMK: Ganti Kapusnya 

Persatuan Mahasiswa Kokop (PMK) saat melakukan audensi ke kantor Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Kecamatan Kokop yang ditemui oleh Kepala Puskesmas dan jajarannya, (Dok. Madurapers, 2023).

Bangkalan – Banyaknya keluhan masyarakat tentang pelayanan yang buruk dan lalai, membuat Persatuan Mahasiswa Kokop (PMK) melakukan audensi ke kantor Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Kecamatan Kokop, Kabupaten Bangkalan, Selasa (10/10/2023).

Sebelum melakukan audensi, masyarakat banyak yang mengadu tekait suramnya pelayanan Puskesmas Kokop. Bahkan masyarakat enggan berobat ke Puskesmas Kokop lantaran pelayanannya yag buruk.

Puskesmas Kokop ini tidak mempunyai prasarana yang cukup dan obat-obatan yang lengkap bahkan sangat terbatas, sehingga PMK menilai Pemimpin Puskesmas Kokop tidak niat bekerja dalam memberikan kesejahteraan kesehatan masyarakat.

Dokumentasi Kepala Puskesmas Kokop, Winarti dan Ketua Persatuan Mahasiswa Kokop, Zubairi.

Zubairi, ketua umum PMK menyampaikan, sering kali pelayanan ini mendapat penilaian buruk dari masyarakat. Buruknya pelayanan medis di Kokop ini menjadi pertanda bahwa Kepala Puskesmas Kokop tidak becus menjadi pemimpin puskesmas.

“Kami dari Persatuan Mahasiswa Kokop datang untuk memastikan konsistensi dan profesionalitas ibu sebagai pemimpin di Puskesmas Kokop. Di sini bukan tempat hiburan, tapi tempat pelayanan orang sakit yang perlu dilayani. Sementara yang terjadi, pasien bukan semakin membaik malainkan semakin parah sakitnya, akibat pelayanan yang tidak becus,” tegas Zubair dalam forum audensi itu, Selasa (10/10/2023).

“Saya sangat prihatin melihat kondisi sarpras dan pelayanan puskesmas yang lalai ini dan selalu menjadi perbincangan masyarakat Kokop. Apakah ibu tidak sadar bahwa kepemimpinan ibu ini buruk?,” tambahnya.

Lebih lanjut, jika melihat sarana yang tidak memadai dan pelayanan yang buruk dalam menangani kesehatan masyarakat di Kecamatan Kokop, justru tidak memberikan hak kesehatan yang baik, melainkan menjerumuskan masyarakat lebih sakit lagi. Kalau ini tetap dibiarkan mending bu Kapus mundur dari jabatannya sebagai pimimpin puskesmas.

“Jika tetap seperti ini terus menerus saya yakin akan banyak lagi yang jadi korban. Jika demikian lebih baik Kapus Kokop dipecat,” kata Zubair dengan suara lantang.

Menanggapi hal itu, Winarti Kepala Puskesmas Kokop menyampaikan terimakasih karena sudah memberikan masukan dan menyampaikan keluhan masyarakat secara langsung.

“Saya sangat berterimakasih karena organisasi PMK membantu dengan cara teguran. Ini akan menjadi bahan evaluasi untuk meningkatkan kinerja Puskesmas Kokop ke depannya,” singkatnya, sembari menutup pembicaraan dalam audensi tersebut.

Adapun tuntutan yang dibawa oleh PMK, pertama, puskesmas harus memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas kepada masyaraka. Kedua, puskesmas perlu memiliki tenaga kesehatan yang berkualitas dan terlatih untuk memberikan pelayanan kesehatan yang baik.

Ketiga, luskesmas wajib memiliki fasilitas dan peralatan medis yang memadai untuk memberikan pelayanan kesehatan yang baik. Keempat, luskesmas perlu memiliki stok obat-obatan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pasien.

Kelima, luskesmas harus patuh terhadap standar pelayanan kesehatan yang telah ditetapkan. Keenam, puskesmas harus memiliki sistem pengawasan dan pengendalian mutu yang baik. Ketujuh, puskesmas harus memiliki sistem informasi kesehatan yang terbuka terkait stunting di Kecamatan Kokop.

Exit mobile version