Pembalajaran Daring di Kepulauan Sumenep Masih Terkendala Sinyal Internet

Wabup Sumenep Dewi Khalifah
Wakil Bupati (Wabup) Sumenep, Dewi Khalifah (Sumber Foto: Fauzi)

Sumenep – Persoalan Pendidikan di Kabupaten Sumenep masih terbilang cukup kompleks dan dibutuhkan berbagai trobosan baru dari berbagai pihak, utamanya dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) melalui Dinas Pendidikan (Disdik) setempat.

Sebelumnya, Disdik mencoba melakukan membuat program baru dalam meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) untuk tenaga pendidik di lingkungan pendidikan Sumenep.

Progam baru itu akan dimulai dilakukan pada tahun 2022. Ada 3 (tiga) program baru guna meningkatkan kualitas pendidikan di Kota Keris, baik di Wilayah daratan maupun kepulauan.

Pertama, para guru dianjurkan untuk mengikuti sekolah penggerak, dan Kedua perbaikan sarana dan prasarana prima, salah satunya sertifikasi guru nantinya akan naik 60 persen wilayah kepulauan. Kemudian 40 persennya untuk daratan

Sedangkan yang ketiga, adanya penambahan tunjangan guru yang ada di kepulauan Sumenep. Bahkan melebihi tunjangan guru yang ada di wilayah daratan.

Namun, persoalan pendidikan di ujung pulau Madura ini tidak hanya di sektor SDMnya saja. Melainkan fasilitas lainnya yang menunjang keberlangsungan proses belajar mengajar di sekolah, seperti persoalan jaringan internet di kepulauan.

Memang, dampak dari pandemi Covid-19 memaksa sejumlah tenaga pendidik dan pelajar untuk memaksimalkan proses belajar mengajar alias daring melalui media elektronik seperti Handphone (Hp), Laptop, dan lain sebagainya.

Pembelajaran secara daring ini membutuhkan sinyal yang maksimal untuk kebutuhan pengajar dan pelajar. Namun di sejumlah wilayah Kepulauan Sumenep mengalami kendala sehingga berdampak pada sulitnya akses jaringan.

“Masih dalam perbincangan kita bersama, termasuk tingkat Kabupaten. Dimana, untuk kepulauan Masalembu, Sapeken, Kangayan, Arjasa dan Gayam, memang terganggu karena signal,” jelas Moh. Iksan selaku Pelaksan tugas (Plt) Disdik Sumenep, Jumat (10/12/21).

Iksan mengaku mayoritas siswa di kepulauan sudah mampu membeli HP untuk digunakan sebagai alat belajar melalui daring atau online. Hanya saja masih terkendala sinyal.

“Kendala ini yang harus diatasi oleh Pemkab Sumenep, karena kasihan mereka belum bisa mengakses sinyal secara bagus,” paparnya.

Dikonfirmasi terpisah, Wakil Bupati (Wabup) Sumenep, Dewi Khalifah menerangkan kendala lain selain signal di kepulauan Sumenep, sarana transportasi pulau yang kecil untuk bepergian ke daratan.

“Pelajar harus menyebrang pulau lain untuk mengakses jaringan internet. Bahkan untuk bepergian ke wilayah daratan sangatlah susah,” jelasnya, Jumat (10/12/21).

Tidak jarang, lanjut Nyai Efa, para pelajar untuk meneruskan pendidikan di tingkat perguruan tinggi harus ke daerah daratan Sumenep.

Menurutnya, Pemkab Sumenep akan terus berbenah dalam meningkatkan infrastruktur yang memadai untuk menunjang keberlangsungan pendidikan di Sumenep.

“Infrastruktur di kepulauan akan kita tingkatkan tahun depan. Terutama kinerja guru yang bertugas di kepulauan akan terus dievaluasi,” tendasnya.