Bangkalan – Sepanjang bibir pesisir pantai Dusun Lebak barat, Desa Sepulu, Kabupaten Bangkalan telah mengalami abrasi pada garis pantai dan semakin diperparah setelah ambruknya bagian pemecah ombak yang berdiri sejak zaman KINGSONG kian hancur tanpa sentuhan pemerintah sedikitpun, Jumat (13/09/2024).
Pasalnya, selama ini masyarakat mengeluh disebabkan tidak adanya keperdulian pemerintah setempat membuat masyarakat tidak tenang dengan situasi yang dialaminya. Dengan demikian, masyarakat berinisiatif untuk melakukan swadaya secara pribadi tanpa bantuan dari pemerintahan desa maupun kabupaten.
H. Mori, warga yang mengalami abrasi tersebut menyampaikan kepada media ini. Dirinya mengaku saat ini ia sedang hidup di bibir pantai dalam hidup di bawah kemiskinan dan tidak berdaya.
“Abrasi ini menghantui keberlangsungan rumah-rumah di area bibir pantai. Sebab, Sekitar 35 meter batas yang terkikis abrasi, tentu itu sangat mengkwatirkan rumah nenek moyang yang kami tinggali dan kami sebagai warga yang tak berdaya,” ujar dia kepada media ini dengan nada kesal, Jumat (13/09/2024).
Di pesisir pantai ini, lanjut dia, dihuni oleh kalangan masyarakat di bawah kemiskinan yang tidak berdaya tanpa uluran dan lirikan dari pemerintah setempat maupun pemerintah kabupaten.
“Teriakan ini sudah lama kami sebagai warga awam untuk direspon oleh pemerintah, tapi apalah daya orang kecil hanya bisa menjerit, pemerintah buta akan keadaan kami dibawah,” ungkapnya.
Sementara, Syamhul, warga setempat mengaku bahwa, dirinya memprediksi musim barat tahun ini di perkirakan akan lebih besar dari tahun kemarin. Penyebabnya, dikarenakan mulai dari 3 tahun yang lalu musim barat tidak terlalu besar.
“Bisanya kalau sudah tiga kali musim barat tidak terlalu besar musim bara, di tahun ini akan lebih besar,” kata dia menjelaskan.
Maka dari itu, melanjutkan, masyarakat yang berada di pinggir bibir pantai melakukan persiapan untuk mengantisipasi gelombang musim barat tahun ini dengan swadaya alakadarnya. Hal itu tentu lebih jauh dari kata aman.
“Banyak rumah yang roboh dan rawan untuk di tempati ketika musim barat besar datang. Oleh karena itu, pemerintah jangan hanya diam dan buta melihat penderitaan masyarakat di pinggiran pantai ini,” pungkasnya.
Sebagai tambahan akurasi, Choliq Noor dan H. Imam telah memantau langsung peristiwa yang terjadi di Desa Sepulu, “kami sebagai bagian dari masyarakat di Desa Sepulu tergerak meninjau lokasi tersebut setelah melakukan diskusi dengan H. Mori salah seorang warga yang sekaligus salah satu dari keluarganya yang rumahnya terkena abrasi telah melakukan inisiatif sendiri dengan bermodalkan seadanya bambu dan karung pasir terbatas biaya adalah persoalan utama melanjutkan niat baiknya.
Mengingat musim ombak besar dan angin sudah dalam hitungan bulan kedepan, maka mohon atensi bapak Pj Bupati Bangkalan merespon langsung keinginan masyarakat pesisir agar terhindar dari bencana alam, Ini sebagai catatan yang akan di sampaikan Choliq Noor ke Bapak Pj. Bupati Bangkalan untuk di follow up dan di atensi khusus demi kemanusiaan.