Site icon Madurapers

Pemkab Sumenep Targetkan 5 Kecamatan Katagori Miskin Ekstrim

Wakil Bupati Sumenep, Dewi Khalifah saat diwawancarai beberapa waktu lalu. (Sumber Foto: Fauzi).

Sumenep – Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, pada 31 Desember 2021 kemaren, mencatat penduduk miskin di ujung timur Pulau Madura per bulan Maret 2021 mencapai 224,7 ribu jiwa.

Jumlah ini bertambah sebesar 4,5 ribu jiwa dibandingkan dengan kondisi bulan Maret 2020, dimana jumlah penduduk miskin mencapai 220,2 ribu jiwa.

Persentase penduduk miskin pada bulan Maret 2021 mencapai 20,5 persen. Dibandingkan dengan kondisi bulan Maret 2020 (20,1 persen) mengalami peningkatan sebesar 0,3 persen.

Garis Kemiskinannya pada bulan Maret 2021 sebesar 400,9 ribu per kapita per bulan. Dibandingkan dengan kondisi bulan Maret 2020 (382,4 ribu per kapita/bulan) bertambah sebesar 18,4 ribu per kapita per bulan atau meningkat sebesar 4,8 persen.

Indeks Kedalaman Kemiskinannya pada bulan Maret 2021 sebesar 4,7. Dibandingkan dengan kondisi bulan Maret 2020 (4,3) mengalami kenaikan sebesar 0,4 poin atau sebesar 9,2 persen.

Indeks Keparahan Kemiskinannya pada bulan Maret 2021 sebesar 1,5. Dibandingkan dengan kondisi bulan Maret 2020 (1,3) mengalami peningkatan sebesar 0,2 poin atau sebesar 20,0 persen.

Berdasarkan data tersebut, tingkat kemiskinan baik jumlah maupun persentasenya, di Sumenep selama tahun 2020-2021 mengalami peningkatan yang signifikan.

Oleh sebab itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep sedang menggalakkan program Pengentasan Kemiskinan Ekstrim di 25 desa, yang tersebar di 5 kecamatan daratan maupun kepulauan Sumenep.

“3 kecamatan di daratan itu, Batang-Batang, Lenteng, dan Pragaan. Sedangkan 2 kecamatan di kepulauan, yakni Sapeken dan Arjasa,” kata Dewi Khalifah saat diwawancarai oleh jurnalis madurpers.com, Kamis (24/2/22).

Mantan aktivis partai Hanura Sumenep itu mengaku, dalam pelaksanaan program tersebut, nantinya akan bersinergi dengan

semua Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemkab Sumenep.

“Akan berkolaborasi dengan semua OPD, untuk bersama-sama melakukan pementasan kemiskinan ekstrim 25 desa,” ungkapnya.

Perempuan yang akrab disapa Nyai Efa itu, juga menuturkan bahwa mekanisme pelaksanaan program tersebut, dengan melakukan pembinaan, pendampingan, dan advokasi.

“Agar desa-desa kemiskinan ekstrim ini unggul dari sektor pertaniannya, peternakannya, bahkan menjadi desa wisata,” papar Nyai Efa.

Dirinya berharap, 25 desa tersebut, menjadi lokomotif projek percontohan yang bersinergi antara desa satu dan yang lainnya.

“Mereka bersama sama melakukan program pengentasan kemiskinan bukan hanya dampak sosial saja,” imbuhnya.

Nyai Efa menambahkan, bahwa kemiskinan tidak bisa diselesaikan dengan diberikan bantuan semata, tetapi mereka harus bisa berdaya.

“Setelah mereka berdaya, insaAllah persentase kemiskinan akan bisa tuntaskan di Sumenep,” Nyai Efa berharap.

Ditanya soal posisi Sumenep sebagai daerah termiskin di Jawa Timur (Jatim), pihaknya mengaku akan terus melakukan upaya dalam mengurangi kemiskinan di ujung timur Pulau Madura.

“Kita tidak boleh tinggal diam. Tahun ini tergetnya 5 kecamatan itu,” pungkasnya.

Exit mobile version