Bangkalan – Pondok pesantren (pesantren) merupakan lembaga pendidikan Islam yang telah lama menjadi bagian integral dari budaya pendidikan di Indonesia. Namun, dengan perkembangan zaman, konsep pesantren ini mengalami evolusi.
Ada pondok pesantren tradisional (salaf) yang mempertahankan nilai-nilai keislaman secara klasik, namun juga ada pondok pesantren modern yang lebih adaptif terhadap perkembangan zaman. Lalu, bagaimana perbandingan kedua pesantren tersebut? Dalam perbandingan ini, kita akan menelusuri perbedaan dan persamaan kedua pesantren tersebut.
Pondok pesantren tradisional biasanya didirikan di pedesaan dan dikelola oleh kiai atau nyai yang memiliki pengetahuan agama yang mendalam. Pesantren ini sering kali mempertahankan pola hidup yang sederhana, dengan penggunaan teknologi yang terbatas.
Kegiatan belajar mengajar dilakukan dengan metode klasik, seperti penghafalan kitab suci dan kitab-kitab klasik (kitab kuning) serta diskusi kelompok. Para santri tinggal di asrama pondok dan belajar langsung dari guru-gurunya.
Di sisi lain, pondok pesantren modern cenderung memiliki fasilitas yang lebih modern dan beragam. Pesantren ada yang dilengkapi dengan fasilitas seperti laboratorium komputer, perpustakaan digital, dan ruang kelas ber-AC.
Metode pengajaran di pondok pesantren modern juga bisa lebih beragam, termasuk penggunaan media digital dan pembelajaran berbasis proyek. Santri di pesantren ini juga memiliki akses lebih besar ke pengetahuan umum dan ilmu pengetahuan selain ilmu agama.
Namun, perbedaan tidak hanya terletak pada fasilitas dan metode pengajaran. Pondok pesantren tradisional biasanya lebih menekankan pada pembentukan karakter dan disiplin yang ketat. Para santri diharapkan untuk patuh pada aturan pondok dan norma-norma adat yang berlaku. Selain itu, santri juga diajarkan untuk hidup sederhana dan mandiri, dengan melakukan kegiatan seperti pertanian dan kerajinan tangan.
Di sisi lain, pondok pesantren modern lebih terbuka terhadap pengaruh luar dan mempromosikan konsep-konsep seperti kewirausahaan dan kepemimpinan. Pesantren ini lebih memperhatikan pengembangan keterampilan praktis yang dapat membantu santri dalam dunia kerja modern. Namun demikian, nilai-nilai keislaman tetap menjadi fokus utama dalam pendidikan di pesantren ini.
Meskipun ada perbedaan yang signifikan antara pondok pesantren tradisional dan modern, keduanya sama-sama memiliki peran yang penting dalam pendidikan di Indonesia. Pondok pesantren tradisional mempertahankan warisan budaya dan kearifan lokal, sementara pondok pesantren modern membawa inovasi dan adaptasi terhadap tuntutan zaman.
Dalam menyikapi perkembangan ini, penting bagi masyarakat untuk menghargai dan mendukung kedua jenis pondok pesantren tersebut. Keduanya memiliki kontribusi yang berharga dalam membentuk karakter dan kepribadian generasi muda Indonesia. Dengan memahami perbedaan dan keunikannya, kita dapat lebih menghargai keberagaman dalam sistem pendidikan di Indonesia.
Dengan demikian, pondok pesantren tetap menjadi salah satu pilar utama dalam sistem pendidikan di Indonesia, baik dalam bentuk tradisional maupun modern. Keberadaan keduanya saling melengkapi dan membantu menciptakan lingkungan pendidikan yang beragam dan inklusif bagi generasi masa depan.