Probolinggo – Pengangguran di Kabupaten Probolinggo tahun 2021 mengalami penurunan. Kondisi ini berbeda dengan angka pengangguran tahun 2020, dimana pada bulan Agustus 2020 mengalami peningkatan dibandingkan dengan bulan Agustus 2019.
Infomasi ini terungkap dalam data Keadaan Ketenagakerjaan Kabupaten Probolinggo Agustus 2021, Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Probolinggo 6 Desember 2021, Kamis (27/1/2022).
Jumlah pengangguran di Probolinggo pada bulan Agustus 2021 mencapai 31,0 ribu jiwa. Dibandingkan dengan bulan Agustus 2020, jumlah pengangguran tersebut menurun sebesar 1,6 ribu jiwa. Pada bulan Agustus 2020 jumlah pengangguran di Probolinggo mencapai 32,7 ribu jiwa.
Besarnya pengangguran tersebut, yang dapat dilihat pada Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT), situasinya pada bulan Agustus 2021 mencapai 4,55 persen dari penduduk angkatan kerja yang mencapai 682,3 ribu jiwa.
Angka ini menurun sebesar 0,31 persen poin dibandingkan dengan kondisi bulan Agustus 2020, dimana TPTnya mencapai 4,86 persen dari penduduk angkatan kerja yang mencapai 673,7 ribu jiwa.
Penurunan angka TPT ini terjadi pada TPT semua jenis kelamin. TPT laki-laki menurun sebesar 0,09 persen poin dan TPT perempuan menurun sebesar 0,61 persen poin dibandingkan dengan bulan Agustus 2020.
Pada bulan Agustus 2020 TPT laki-laki mencapai 5,60 persen dan TPT perempuan mencapai 3,81 persen, sedangkan pada bulan Agustus 2021 TPT laki menurun menjadi 5,51 persen dan TPT perempuan menurun menjadi 3,20 persen.
Faktor yang menjadi pendorong utama terhadap penurunan TPT bulan Agustus 2021 tersebut karena terjadi penurunan TPT perempuan yang mencapai 0,61 persen poin.
TPT laki-laki lebih tinggi dibandingkan dengan TPT perempuan. Selisih antara TPT laki-laki dan TPT perempuan mencapai 2,31 persen poin. Selisih penurunannya dengan TPT laki-laki sebesar 0,52 persen poin.
Meski tren-nya demikian, karena pandemi COVID-19 mempengaruhi terhadap kondisi ketenagakerjaan sehingga pengangguran tetap bercokol di Probolinggo pada bulan Agustus 2021. Akibat pandemi ini penduduk usia kerja yang terdampak mencapai 70,3 ribu jiwa atau 7,56 persen.
Penduduk angkatan kerja terdampak mencapai 69,3 ribu (98,53 persen) orang/jiwa dan penduduk bukan angkatan kerja mencapai 1,0 ribu (1,47 persen) orang/jiwa.
Dampaknya pada penduduk angkatan kerja: 5,8 ribu (8,29 persen) orang/jiwa menjadi pengangguran, 5,7 ribu (8,23 persen) orang/jiwa sementara tidak bekerja, dan 57,7 ribu (82,01 persen) orang/jiwa mengalami pengurangan jam kerja.
Berdasarkan tingkat pendidikan yang ditamatkan, TPT SD ke bawah mengalami peningkatan sebesar 0,89 persen poin. Jenjang pendidikan lainnya menurun, yakni TPT SMP menurun 1,18 persen poin, TPT SMA menurun 2,25 persen poin, TPT SMK menurun 5,90 persen poin, dan TPT perguruan tinggi menurun 1,75 persen poin.