Sumenep – Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur baru-baru ini menjadi sorotan media masa soal caplok program Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lainnya.
Diketahui sebelumnya, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, di bawah kepemimpinan Achmad Fauzi Wongsojudo dengan taglin ‘Bismillah Melayani’ membuat sejumlah terobosan program penting lewat konsep pentahelix.
Diketahui, konsep ini sudah berjalan sejak Bupati Achmad Fauzi Wongsojudo memimpin kota keris. Sayangnya, program ini masih belum mampu dijalankan oleh dinas dengan baik.
Sementara itu, Diskominfo Sumenep memiliki kisi-kisi yang dijalankan kepada para mitra perusahaan media dalam mengulas sebuah pemberitaan.
Produk jurnalistik ini kemudian akan berkelanjutan dalam koordinasi tema pemberitaan yang akan dimuat oleh media itu sendiri.
Sejauh ini, Diskominfo Sumenep bekerjasama dengan para perusahaan media dan wartawan yang tergabung di dalam organisasi kewartawanan.
Namun belum lama ini, Diskominfo Sumenep seolah tidak melakukan koordinasi yang tepat dengan para pewarta atau pelaku media. Sebab, konsep yang ditawarkan pihak dinas terkait seolah tak mau mendengarkan masukan para pelaku media dan selalu merasa benar.
Pembuktian ini berawal saat ada dua jenis materi yang hendak mengulas tentang pendidikan, prestasi murid, kesejahteraan guru dan pembangunan gedung sekolah di Sumenep.
Pelaku media mendapatkan salah satu tugas yakni untuk merampungkan peningkatan indeks SPM Pendidikan Sumenep dalam 2 tahun terakhir yang meliputi literasi, numerasi, kebinekaan, keamanan sekolah dan lainnya.
Kemudian, ada peningkatan jumlah status sekolah dari rusak berat menjadi baik untuk prasarana ruang kelas, perpus, toilet dan ruang guru.
Lalu peningkatan jumlah prasarana gedung lab komputer, peningkatan jumlah sarana berupa multimedia/TIK, hingga prestasi siswa di bidang sains, seni, olahraga di jenjang provinsi dan pusat.
Sisanya, mengulas soal kesejahteraan guru ngaji dan guru madrasah diniyah.
Sayangnya, konfirmasi wartawan ke Dinas Pendidikan Sumenep belum membuahkan hasil. Kendalanya, data yang dihimpun masih dalam proses tahapan validasi.
“Masih kami rampungkan dengan para bidang, waktunya lumayan lama. Sementara personel di sini masih sibuk ke kegiatan dinas yang lain,” kata Kabid Pembinaan SD Dinas Pendidikan Sumenep, Ardiansyah Ali Shochibi pada wartawan, Rabu (29/05/2024) kemarin.
“Itu Diskominfo juga asal caplok tanpa koordinasi dulu ke sini. Itu konsep kita di (dinas pendidikan, red) dan masih kami rapatkan dengan para bidang,” sambung Ardiansyah saat ditemui di kantornya.
Ia menegaskan, bahwa data ini memang cukup memakan waktu, minimal satu bulan. Sebab, harus turun langsung ke sejumlah sekolah.
Siapa sangka, pandangan ini malah tak digubris oleh Diskominfo Sumenep. Malahan, pihak dinas menyarankan untuk materi pendidikan bisa dikonfirmasi ke OPD lain seperti Bappeda.
“Kan bisa ke Bappeda, tidak harus ke dinas pendidikan. Coba tulis soal SMA yang di Kalianget itu,” kata Kabid Informasi dan Komunikasi Diskominfo Sumenep, Irwan Sujatmiko, saat ditemui wartawan di kantornya belum lama ini.
Pria yang biasa disapa Miko ini bahkan tak segan-segan memaksakan kehendak untuk segera menyelesaikan materi yang sudah disiapkannya itu.
Alasannya, karena karya para jurnalis nantinya akan dibukukan sebagai salah satu kado yang akan diberikan kepada Bupati Sumenep Achmad Fauzi Wongsojudo sebelum purna tugas.
“Siapa itu nama Kabid di Disdik Sumenep?,” tanya Miko ini.
Bahkan, Miko mengklaim bahwa penugasan yang diberikan pada pewarta adalah idenya, bukan konsep milik Dinas Pendidikan Sumenep.
“Itu di kami, karya dan ide kami, bukan dinas pendidikan,” tegas Miko.
Sekedar informasi, anggaran kerjasama iklan di Diskominfo Sumenep mencapai Rp3,7 miliar di tahun 2024. Anggaran miliaran ini dikucurkan dari APBD Sumenep untuk para pelaku media yang sudah melakukan kerjasama.