Sumenep – Gugusan pulau dengan luas wilayah 436, 83 hektar di Kecamatan Kangayan ini terdiri dari 3 pulau, yaitu pulau Saubi sendiri, pulau Sapapan, dan pulau Bungin Nyarat, Jumat (11/2/2022).
Ketiga pulau ini tergabung menjadi satu administrasi desa, desa Saubi (Saobi). Desa yang baru menyelesaikan pemilihan kepala desanya pada 2021 lalu, dan memiliki kepala desa baru.
Kepala desa yang memimpin 4.153 penduduk, yang terdiri dari 1.910 penduduk laki-laki dan 2.243 penduduk wanita, dengan mata pencaharian 70 persen sebagai nelayan.
Hosaini adalah kepala desa Saubi yang memiliki semangat dan misi besar dalam melestarikan status cagar alam pulau Saubi, yang terdaftar di Balai Besar KSDA Provinsi Jawa Timur, semenjak 25 Oktober 1926 lampau, melalui Surat Keputusan Gubernur Jenderal Hindia Belanda Nomor: 22/Stbl/No.469/1926.
Surat keputusan yang dimaksudkan untuk melestarikan habitat dan kehidupan burung gosong (Megapodius reinwardtii) yang endemisnya banyak ditemukan di wilayah timur Indonesia.
Secara geografis, pulau Saubi berbatasan langsung dengan Laut Bali di sebelah selatan. Tapi ini juga tidak membuat masyarakat Saubi dapat menikmati kebesaran nama status pulaunya sebagai cagar alam.
Hosaini mengatakan, bahwa sinyal internet di pulau Saubi masih sangat buruk, padahal di desanya itu ada 2 Sekolah Dasar Negeri, 4 Madrasah Ibtidaiah, 2 SMP/Sederajat, dan 1 SMA/Sederajat.
Bisa ditebak bagaimana kurangnya update informasi terkini mengenai materi-materi pembelajaran di masa pandemi COVID-19, untuk siswa-siswa sekolah di pulau Saubi.
Kabupaten Sumenep yang sedang menggalakkan pariwisata di daerahnya, tentunya tidak bisa melupakan pulau Saubi.
Petugas cagar alam pulau Saubi yang berjumlah 4 orang, hanya memiliki 1 petugas yang berstatus pegawai negeri (PNS), dibantu oleh 3 orang tenaga relawan, perlu mendapat perhatian.
Pengusulan untuk mengangkat tenaga relawan ke Pemerintah Provinsi Jawa Timur dipandang penting, agar usaha-usaha pelestarian flora dan fauna cagar alam pulau Saubi terus berlanjut, dan menjadi daya tarik wisata dengan segmen khusus.
Pemerintah Provinsi Jawa Timur tentunya tidak boleh pilih kasih dalam menjaga dan melestarikan cagar alam yang ada di Madura, yang seharusnya dapat bersaing dengan 17 cagar alam lainnya.
Pulau Saubi tentu berbeda dengan cagar alam lain di Jawa Timur, seperti cagar alam Kawah Ijen di Banyuwangi.
Namun dengan fauna khas pulau Saubi selain Burung gosong (Megapodius reinwardtii), Rusa timor (Cervus Timorensis), Kera ekor panjang (Macaca fascicularis), dan Elang laut (Spizaitus sp) teridentifikasi masih cukup banyak populasinya di pulau Saubi.
Banyak usaha untuk menjadikan, tidak hanya pulau Saubi yang berstatus cagar alam, tetapi gugusan pulau-pulau yang ada di kepulauan Kangean sebagai destinasi wisata di Madura, seperti yang salah satunya dilakukan oleh legislatif dari pulau Kangean, Badrul Aini.
Badrul yang secara swadaya membangun penginapan di pulau Kangean, dan memulai perjalanan wisata memancing dengan mengundang para Mancing Mania dari Kota Surabaya dan kota-kota besar lainnya, seakan berjuang sendiri untuk mempromosikan keindahan dan potensi kekayaan alam untuk pariwisata yang ada di kepulauan Kangean.
Anda harus log masuk untuk menerbitkan komentar.