Bangkalan – Organization of Economic Co-operation and Development (OECD) dalam Economic Outlook edisi November memprediksi terjadi resesi ekonomi global (dunia) pada tahun ini (tahun 2023), Selasa (24/1/2023).
Resesi ini akan berlangsung cukup lama. Pemicunya karena bank sentral akan menahan suku bunga tinggi dalam waktu yang lama.
Resesi ekonomi dunia adalah suatu kondisi dimana perekonomian di banyak negara sedang memburuk. Indikatornya terlihat pada Produk Domestik Bruto (PDB) yang negatif, pengangguran meningkat, pertumbuhan ekonomi riil bernilai negatif selama dua kuartal berturut-turut.
Penyebab terjadinya resesi ekonomi adalah: (1) utang yang berlebihan, (2) terlalu banyak inflasi, (3) terlalu banyak deflasi, (4) goncangan ekonomi secara mendadak, dan (5) perubahan teknologi.
Dampak resesi ekonomi antara lain: (1) pelambatan ekonomi, (2) penurunan kinerja instrumen investasi, dan (3) pelemahan daya beli masyarakat.
Dampak perlambatan ekonomi membuat sektor riil menahan kapasitas produksinya, sehingga terjadi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dan beberapa perusahaan gulung tikar.
Penurunan kinerja instrumen investasi membuat para investor mengalihkan modalnya bentuk investasi yang aman.
Pelemahan daya beli masyarakat membuatnya selektif membelanjakan uangnya. Mereka akan lebih mendahulukan belanja komoditas untuk pemenuhan kebutuhan mendasar.
Banyak negara-negara di dunia yang takut mengalami resesi ekonomi. Hal karena berdampak buruk terhadap kesejahteraan masyarakat karena peningkatan pengangguran akibat banyaknya perusahaan gulung tikar.