Jakarta – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mengalami pelemahan pada pekan terakhir Februari 2025. Pada Kamis, 27 Februari 2025, rupiah ditutup di level Rp16.445 per dolar AS, lalu melemah menjadi Rp16.520 per dolar AS pada Jumat pagi.
Kondisi ini terjadi seiring dengan penguatan indeks dolar (DXY) yang naik ke level 107,24. Sementara itu, imbal hasil (yield) Surat Berharga Negara (SBN) 10 tahun meningkat dari 6,88 persen menjadi 6,93 persen.
Di sisi lain, imbal hasil US Treasury (UST) Note 10 tahun mengalami penurunan ke level 4,260 persen. Penurunan ini mencerminkan adanya perubahan sentimen investor terhadap aset-aset keuangan global.
Arus modal asing juga menunjukkan tren negatif dengan adanya aksi jual bersih oleh investor nonresiden. Pada periode 24–27 Februari 2025, nonresiden mencatatkan jual neto sebesar Rp10,33 triliun di berbagai instrumen keuangan Indonesia.
Di pasar saham, investor asing mencatatkan jual neto sebesar Rp7,31 triliun. Sementara itu, pasar SBN dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) masing-masing mencatatkan jual neto sebesar Rp1,24 triliun dan Rp1,78 triliun.
Sepanjang tahun 2025 hingga 27 Februari, investor asing telah mencatatkan jual neto sebesar Rp15,47 triliun di pasar saham. Namun, mereka juga mencatatkan beli neto sebesar Rp12,86 triliun di pasar SBN dan Rp7,67 triliun di SRBI.
Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait untuk menjaga stabilitas ekonomi. Berbagai strategi bauran kebijakan dioptimalkan guna mendukung ketahanan eksternal dan menjaga keseimbangan pasar keuangan Indonesia.