Site icon Madurapers

Sengkuni Ketua Nasdem Sumenep, Minta Dukungan melalui Tanda Tangan Kosong Bermaterai 

Potret kertas kosong bermaterai sepuluh ribu yang diberikan kepada DPC Nasdem Sumenep. (Sumber Foto: Istimewa). 

Sumenep – Moh. Hosni selaku Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Nasional Demokrasi (NasDem) Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, seolah berwatak sengkuni dalam menghadapi berbagai dinamika kondisi internal partai besutan Surya Paloh itu.

Diketahui, sengkuni merupakan sosok yang dikenal jahat, suka mengadu domba, selalu menghalalkan segala cara untuk merebut dan bahkan mempertahankan kekuasaannya.

Belakangan ini, carut marut DPD Partai Nasdem Sumenep hingga saat ini belum usai. Berawal dari dugaan korupsi dana Bantuan Politik (Banpol) hingga 19 DPC Partai NasDem se-Kabupaten Sumenep layangkan surat pernyataan mosi tidak percaya terhadap kepemimpinan H. Moh. Hosni.

Untuk melanggengkan kekuasaan, Ketua DPD Nasdem Sumenep, H. Moh. Hosni melakukan intimidasi kepada pimpinan DPC Partai NasDem se-Kabupaten Sumenep untuk menandatangani kertas kosong bermaterai sepuluh ribu.

Hal itu berdasarkan keterangan yang disampaikan oleh Ketua DPC NasDem Guluk-guluk, Damiri kepada jurnalis media ini. Menurutnya, intimidasi itu dilakukan Moh. Hosni yang menemui beberapa Ketua DPC yang statusnya telah dibubarkan.

“Sejumlah pengurus DPC diminta untuk menandatangani kertas kosong bermaterai dengan iming-iming untuk pengajuan Pengurus DPD Nasdem Sumenep untuk periode 2024-2029 mendatang,” katanya, Selasa (11/06/2024) kemaren.

Akan tetapi, lanjut pria yang akrab disapa Damiri itu, hal itu sudah diketahui merupakan propaganda yang dilakukan Moh. Husni untuk kembali mendapatkan kepercayaan sebagai pimpinan tertinggi di DPD Nasdem Sumenep.

Namun, upaya pimpinan Nasdem Sumenep dengan meminta tanda tangan di atas kertas kosong bermaterai itu sudah tidak mendapat respon lagi oleh sejumlah Ketua DPC Nasdem di Sumenep.

“Karena, mayoritas DPC NasDem Sumenep komitmen agar Moh. Hosni, Ketua DPD NasDem Sumenep untuk mundur,” katanya menjelaskan.

“Moh. Hosni mundur tak lain untuk mempertanggungjawabkan polemik dan carut-marut yang terjadi di internal partai selama ia memimpin DPD Nasdem Sumenep,” imbuhnya.

Untuk itu, pihaknya berharap kepada Dewan Pengurus Wilayah (DPD) dan Dewan Pengurus Pusat (DPP) Nasdem untuk segara mengambil langkah taktis menyelesaikan carut-marutnya partai Nasdem di Sumenep.

“Kami, pengurus DPC Partai NasDem Sumenep meminta DPW dan DPP agar segera menyelesaikan masal ini. Karena kami mencintai Nasdem dan akan terus berjuang demi kejayaan Nasdem di masa yang akan mendatang,” tegas Damiri.

Sementara itu, Ketua DPD NasDem Sumenep, Moh. Hosni mengatakan bahwa kedatangannya ke sejumlah pimpinan DPC itu tak lain untuk silaturahim dan mengajak pengurus membesarkan partai Nasdem.

“Saya hanya silaturahmi kepada DPC dan mengajak kepada pengurus untuk bersama-sama membesarkan partai Nasdem,” katanya saat diwawancarai oleh jurnalis Madurapers pada Jumat (21/06/2024).

Ditanya soal tanda tangan di kertas kosong bermaterai itu, Hosni menjelaskan bahwa hal itu diberikan kepada sejumlah DPC NasDem untuk meminta dukungan atas kepemimpinannya tersebut.

“Saya cuman minta dukungan DPC yang masih ingin bersama-sama dengan saya. Demi Allah, saya tidak memaksa mereka untuk tanda tangan,” tegas Hosni.

Bahkan, ia masih meragukan terhadap 19 DPC Nasdem Sumenep yang telah tanda tangan untuk melayangkan surat mosi tidak percaya atas kepemimpinannya itu.

“19 DPC Nasdem yang menyatakan mosi tidak percaya yang mana saja? Di saya itu sudah ada 14 yang menyatakan mendukung terhadap saya. Berarti surat mosi tidak percaya itu pembohongan,” pungkasnya.

Exit mobile version