I. KOMPAS
Engkau utara
Aku jarum kompas
Engkau timur
Aku subuh yang lepas
Engkau barat
Aku kiblat sembahyang
Engkau selatan
Aku benua yang hilang
Engkau langit
Aku cita-cita
Engkau bumi
Aku hukum gravitasi
Engkau kanan
Aku lengan dermawan
Engkau kiri
Aku lambang keseimbangan
Engkau harum
Aku hujan perawan
Engkau mata uang
Aku alat tukar
Engkau terdidik
Aku perpustakaan
Engkau kata
Aku adalah makna
Engkau khayalan
Aku dagu dan pangku tangan
II. AKU SABAR
Pintu rumahku terbuka separuh saat asbakku penuh
Angin malam dan asap tembakau berebut lambung
Jemuran ibu di halaman dan puisi yang tak mau selesai
Aku masih kebingungan mengumpulkan kata kerja
Untuk menceritakan sebuah badan berisi doa
Harus diwakili dengan apa yang kira-kira kita
Pintu rumah kututup seperempat
saat jemuran ibu juga masih belum dilipat
Aku butuh dua asbak untuk doa-doa yang kubakar
Dan puisi yang berdoa mewakili badan
Aku sabar
23 Juni 2020
III. SEPASANG SANDAL JEPIT
Yang tetap memberi jerejak setelah pergiku
Selempang karet memeluk tulang punggung kakiku
Meski becek sehabis deras sehujan di batas desa
Kiri kanan, beda dan setia
Sepasang sandal karet lima belas ribu
Sudah pipih ditindih perih beban tubuhku
Meski lapuk sesudah perjalanan jauh
Kiri kanan, beda tapi selalu saling butuh
Sepasang rindu, karet sandal sepuluh ribu
Menolak sedih biarpun sebasah hujan
Tegar lanjutkan tertundanya tujuan
Pada yang tak mungkin sama tapi mau sejalan
9 April 2020
IV. ENTAH
Entah apa.
Aspal sepanjang itu tak mau mengingat sejarah
Pada Maret yang menolak kering,
kenangan mudah subur.
Entah pada berapa
Bila kalender itu harus menentukan
memulangkan angkanya tanpa tuan
Apa punyamu, atau milikku,
atau pada jalan yang panjang itu lagi
kita akan kembali bertemu