Sumenep – Kasus penganiayaan Pemuda hingga berdarah di Sumenep, Madura, Jawa Timur, kini pihak kepolisian minta pelaku tidak dikaitkan dengan profesi orang tuanya, Sabtu (2/4/22).
Sebelumnya, korban penganiayaan dialami oleh Mohammad Sulhan (21), warga Dusun Gunung Lanjang, Desa Bringin, Kecamatan Dasuk, Sumenep.
Penganiayaan tersebut, terjadi pada Rabu, 30 Maret 2022 kemaren, sekitar pukul 12.30 WIB, tepatnya di Pemandian Sumber Talaja Dusun Giring Barat, Desa Giring, Kecamatan Manding, Sumenep.
Kepada media ini, kakak kandung korban, Mariani (32) mengatakan bahwa, penganiayaan terjadi saat korban baru pulang dari sawah hendak mandi di Pemandian Sumber Telaja bersama adik iparnya.
Di tempat yang sama, lanjut Mariani, Rega (19) warga Desa Kacongan, Kecamatan Kota, Sumenep juga ada di tempat pemandian tersebut.
Tiba-tiba langsung menuduh Sulhan (21) mencuri tas miliknya, padahal tas masih utuh tidak tersentuh oleh siapapun. Bahkan, posisinya jauh dari adik kandungnya itu.
Padahal adiknya tidak merasa mengambil barang apapun. Sempat memberikan penjelasan, namun tidak dihiraukan oleh Rega. Lalu, tanpa basa-basi basi, Rega (19) langsung memukul Sulhan (21).
Puas melakukan penganiayaan hingga menyebabkan pelipis Sulhan (21) robek, dirinya mengungkapkan bahwa pelaku meninggalkan korban begitu saja
Karena tidak terima atas tindakan semena-mena Rega, keluarga korban langsung mendatangi Mapolsek Manding untuk melaporkan tidak pidana penganiayaan itu.
Sementara itu, Kasi Humas Polres Sumenep, AKP Widiarti, membenarkan bahwa terduga pelaku merupakan anak salah satu anggota polisi yang pernah bertugas di wilayah hukum Manding.
“Iya, benar,” kata mantan Kapolsek Kota Sumenep itu dengan singkat.
Lebih lanjut, dirinya mengungkapkan bahwa guna mempertanggungjawabkan perbuatannya, pelaku kini diamankan oleh pihak polres Sumenep untuk dilakukan pemeriksaan.
“Pelaku saat ini kami amankan untuk pemeriksaan lebih lanjut,” ungkapnya.
Setelah pernyataan itu dibenarkan, mantan Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Kota Sumenep itu, kembali menuliskanpernyataan yang berbeda.
Widiarti menuliskan di grup Humas Polres Sumenep agar pemberitaan jangan sampai mengaitkan dengan profesi orang tuanya yang menjabat sebagai seorang polisi yang bertugas di Sumenep.
“Rekan rekan saya minta tolong, kesalahan seorang anak apalagi anak tersebut sudah dewasa, jangan dikaitkan dengan orang tuanya,” tulis Widi.
Lebih lanjut, dirinya juga meminta kepada sejumlah media juga tidak menyangkut pautkan dengan institusi kepolisian setempat.
“Apalagi dikaitkan dengan pekerjaan atau institusi orang tuanya. Bapaknya orang baik, tidak pernah ada masalah kedinasan,” tulis Widi mengakhiri tulisannya.