Surabaya – Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengungkapkan bahwa tren kasus diabetes pada anak melonjak sejak 2010, Sabtu (11/2/2023).
Data surveilans dari UKK IDAI mencatat, lonjakan yang terjadi dari 0,028 per-100 ribu menjadi 2 per-100 ribu pada 2023. Artinya, kasus ini meningkat hingga mencapai 70 kali lipat.
dr Nur Rochmah SpA(K) dosen Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (UNAIR) mengatakan, kasus diabetes yang terjadi pada anak kebanyakan adalah diabetes tipe satu.
“Tipe satu ini beda dengan diabetes yang terjadi pada orang dewasa. Kalau dewasa ini kebanyakan diabetes tipe dua,” katanya.
Secara umum, menurutnya, diabetes pada anak dibagi menjadi tiga, yaitu: (1) diabetes tipe satu, (2) diabetes tipe dua, dan (3) diabetes monogenik.
Diabetes tipe satu terjadinya lebih awal dibanding diabetes tipe dua, sekitar usia 6 bulan sampai usia anak. Diabetes tipe dua anak sering dilaporkan terjadi pada usia anak atau remaja.Sedangkan diabetes monogenik terjadinya bisa di usia yang lebih kecil lagi misal saat masih bayi.
Menurut Nur Rochmah, penyebab diabetes tipe satu adalah faktor genetik dan lingkungan. Kedua hal ini akan mengakibatkan sel beta pankreas rusak.
Sel ini akan membantu tubuh menghasilkan insulin yang akan memproses gula agar bisa dicerna oleh tubuh.
“Jadi pasien akan butuh tambahan insulin seumur hidupnya. Untuk kasus ini pasien lebih sering datang dengan keadaan emergency, yaitu ketoasidosis diabetikum,” terangnya.