Site icon Madurapers

Dispertahortbun Sumenep Telah Menyiapkan Pabrik untuk Tahapan Pembelian Tembakau pada Musim ini

Petani Bluto

Petani di Kecamatan Bluto, Sumenep, sedang menyirami tembakau, Selasa, 10 Agustus 2021. (Dok. Madurapers)

Sumenep – Masyarakat Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, kini telah disibukkan dengan masa panen tembakau. Sehingga untuk menyikapi hal ini, Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (Dispertahortbun) Kabupaten setempat telah memastikan pabrik tembakau mengajukan pembukaan gudang untuk tahapan pembelian pada musim ini.

Berdasarkan informasi yang diperoleh awak media madurapers.com, gudang tembakau yang telah resmi membuka pembelian di musim panen Tahun 2021, adalah PT. Giri Dipta Sentosa, di Gudang Ketawang Laok, Kecamatan Guluk-Guluk, Sumenep. Pembukaan tahapan pembelian telah berlangsung sejak Sabtu, 7 Agustus 2021 kemarin.

Menurut keterangan Kepala Bidang (Kabid) Perkebunan, Dispertahortbun Sumenep, Rina Suryandari mengatakan, bahwa petani harus dapat menyesuaikan dengan kuota kebutuhan pasokan gudang agar tembakau bisa terserap secara keseluruhan.

“Biasanya para petani ini menyesuaikan dengan kouta tembakau mereka. Kalau sudah selesai baru bisa dikirim ke gudang,” ungkapnya, Senin (10/08/2021).

Sistematika pengiriman tembakau ke gudang, seperti biasa petani akan berkoordinasi dengan Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperindag) dan Dinas Penanaman Modal dan Pelayan Terpadu Satu Pintu (DPM-PTSP) untuk mengurus ijin, setelah itu baru melakukan pengiriman.

“Sekitar 2 hingga 3 bulanan baru tembakau dikirim ke gudang, tidak menutup kemungkinan begitu. Seminggu sebelumnya biasanya para petani memberitahukan ke perijinan dulu,” jelasnya.

Sementara ini, dari banyaknya pabrik tembakau di Kabupaten Sumenep, ternyata yang mengajukan pembukaan gudang hanya ada satu pabrik. Sedangkan untuk dapat terserapnya tembakau di musim ini, Rina mengaku telah melakukan koordinasi dengan PT Djarum di Kabupaten Pamekasan.

“Kalau tembusannya ke Dispertahortbun hanya satu gudang. Tapi kalau yang sudah masuk ke perijinan juga hanya ada satu gudang. Usaha kita dari tahun kemarin agar tembakau kita bisa terserap semua, kita juga sudah memfasilitasi ke PT. Djarum di Kabupaten Pamekasan. Kita imbau kepada para petani agar bisa langsung menjual ke pabrikan bukan lewat bandul,” terangnya.

Panen tembakau musim ini bisa dibilang lebih lambat dari pada biasanya, hal tersebut disebabkan oleh adanya cuaca yang tidak stabil.

“Kemarin ini kenapa sempat mundur, karena cuaca yang kurang memungkinkan, jadi para petani tidak tanam tembakau seperti biasanya,” papar Rina Suryandari.

Terkait harga, pihaknya mengatakan bahwa yang dapat menentukan harga hanya kualitas dari tembakau itu sendiri, selebihnya diputuskan oleh pihak pabrik.

“Tembakau itu kan memiliki harga bebas, jadi kita tidak bisa menentukan harga berapa untuk lakunya tembakau itu sendiri, biar harga pasar yang menentukan. Tapi kita tetap bertahan dengan kualitas, meski harga dipasrahkan kepada pabrikan,” ujarnya.

Jika mengacu pada pasokan di tahun sebelumnya, tembakau milik petani Sumenep biasanya terserap semua. Namun pihak pabrik biasanya menilai kualitas terbaik adalah tembakau hasil dari tanah tegal dan pegunungan.

“Kita berharap total tembakau ini terserap ke gudang, walaupun harga menyesuaikan dengan pabrikan itu sendiri. Setiap tahun pasti tembakau kita terserap semua. Kita juga sudah mensosialisasikan terkait kualias tembakau dari mulai proses tanam hingga musim jual. Jadi yang dibutuhkan pabrikan yaitu tembakau tegal dan gunung,” pungkas Rina.

Exit mobile version