Site icon Madurapers

Trump Umumkan Gencatan Senjata Israel-Iran

"Ini adalah perang yang bisa berlangsung selama bertahun-tahun," kata Presiden AS Donald Trump.

"Ini adalah perang yang bisa berlangsung selama bertahun-tahun," kata Presiden AS Donald Trump. (Sumber File: Alex Brandon/AP Photo, via Al Jazeera, 2025)

Washington D.C. – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump mengumumkan bahwa Israel dan Iran telah menyepakati gencatan senjata penuh. Menurut laporan Al Jazeera, Senin (23/06/2025), gencatan senjata ini akan berlaku dalam beberapa jam ke depan, Selasa (24/06/2025).

Trump menyampaikan pengumuman tersebut tak lama setelah serangan rudal Iran menghantam Pangkalan Udara Al Udeid di Qatar. Pangkalan ini menampung ratusan pasukan AS.

“Dengan asumsi bahwa semuanya berjalan sebagaimana mestinya, dan itu pasti akan terjadi, saya ingin mengucapkan selamat kepada kedua Negara, Israel dan Iran, karena memiliki Stamina, Keberanian, dan Kecerdasan untuk mengakhiri apa yang seharusnya disebut sebagai ‘PERANG 12 HARI’,” kata Trump melalui media sosial. Ia menambahkan bahwa perang tersebut bisa saja berlangsung bertahun-tahun dan menghancurkan kawasan Timur Tengah.

Israel dan Iran belum mengonfirmasi pernyataan Trump tentang kesepakatan damai itu. Pernyataan resmi dari pemerintah kedua negara belum muncul satu jam setelah pengumuman dilakukan.

Pernyataan Trump mengisyaratkan bahwa Iran akan menghentikan serangan sebelum militer Israel mengakhiri operasi militernya. Namun, laporan lapangan menunjukkan bahwa pertempuran masih berlangsung di berbagai lokasi.

Al Jazeera melaporkan dari Teheran bahwa suara ledakan masih terdengar di ibu kota Iran. Ia mencatat bahwa sistem pertahanan udara Iran masih aktif beberapa menit sebelum laporan tersebut.

“Jadi kenyataan di lapangan adalah kita menyaksikan serangan Israel terus berlanjut, dan hal itu membuka jalan bagi reaksi balasan lebih lanjut dari pihak Iran,” kata Asadi. Situasi ini menunjukkan bahwa ketegangan belum sepenuhnya mereda.

Analis Timur Tengah Omar Rahman menilai pernyataan Trump masih menyisakan banyak pertanyaan. Ia mempertanyakan apakah akan ada proses negosiasi lanjutan setelah gencatan senjata diberlakukan.

Rahman juga menuduh Trump pernah melakukan penipuan atas nama Israel. Ia mengkritik bahwa pernyataan damai tidak konsisten dengan serangan Israel yang dilancarkan sebelumnya.

Minggu lalu, Trump menyebutkan bahwa ia akan memutuskan dalam dua minggu apakah AS akan ikut berperang. Namun, dua hari setelah pernyataan itu, AS justru melancarkan serangan terhadap Iran.

Rahman memperingatkan bahwa serangan Israel yang menargetkan Ayatollah Ali Khamenei bisa menggagalkan perjanjian damai. “Jika itu operasi terakhir, apakah itu akan mengakhiri perang secara tiba-tiba? Tidak, tentu saja tidak,” ujarnya.

Israel menyerang Iran pada 13 Juni tanpa provokasi langsung. Serangan ini menewaskan ratusan orang dan menyasar fasilitas nuklir serta rudal Iran.

Iran membalas dengan menembakkan ratusan rudal ke wilayah Israel. Pemerintah Iran menyebut serangan Israel sebagai agresi yang melanggar Piagam PBB.

Trump lalu mengizinkan serangan militer AS terhadap tiga fasilitas nuklir Iran. Serangan tersebut menjadi eskalasi terbaru dari konflik dua negara Timur Tengah itu.

Iran membalas dengan meluncurkan rudal ke Pangkalan Udara Al Udeid di Qatar. Trump menilai balasan Iran “lemah” dan tidak memerlukan respons tambahan dari AS.

Akademisi Liqaa Maki dari Al Jazeera Media Institute mengatakan bahwa AS dapat menahan diri dari membalas jika serangan Iran tidak menimbulkan korban. Ia menekankan pentingnya mengubah pencapaian militer menjadi hasil diplomatik.

Maki juga mengingatkan bahwa Iran masih memiliki uranium yang diperkaya dan keahlian nuklir yang cukup tinggi. Ia menilai bahwa Iran dapat melanjutkan program nuklir secara diam-diam dalam dua atau tiga tahun ke depan.

Exit mobile version