Jakarta – Likuiditas perekonomian Indonesia menunjukkan peningkatan yang signifikan pada bulan November 2024 dibandingkan dengan bulan sebelumnya, Senin (23/12/2024).
Bank Indonesia melaporkan uang beredar dalam arti luas (M2) mencapai Rp9.175,8 triliun, tumbuh 7,0% secara tahunan (year-on-year/yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan Oktober sebesar 6,8% (yoy).
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Ramdan Denny Prakoso, menjelaskan bahwa kenaikan M2 didorong oleh peningkatan uang beredar sempit (M1) yang tumbuh 9,1% (yoy) dan uang kuasi sebesar 2,3% (yoy).
Kenaikan ini, kata Ramdan, terkait erat dengan peningkatan penyaluran kredit dan tagihan bersih kepada Pemerintah Pusat.
Penyaluran kredit pada November 2024 mencatat pertumbuhan stabil di level 10,1% (yoy). Sementara itu, tagihan bersih kepada Pemerintah Pusat tumbuh positif 1,1% (yoy), setelah bulan sebelumnya sempat terkontraksi sebesar 0,1% (yoy).
Namun, aktiva luar negeri bersih menunjukkan perlambatan, hanya tumbuh 1,0% (yoy) dibandingkan 1,6% (yoy) pada Oktober.
Bank Indonesia menegaskan bahwa data kredit yang dimaksud hanya mencakup pinjaman langsung (loans) dan tidak mencakup instrumen keuangan lain seperti surat berharga, tagihan akseptasi, atau tagihan repo.
Selain itu, kata Ramdan, kredit yang dihitung tidak termasuk yang diberikan oleh bank luar negeri maupun yang disalurkan kepada pemerintah pusat dan pihak asing.