Sumenep — Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam organisasi bernama Gerakan Mahasiswa Ekstra Parlemen (Gempar) dan Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Cabang Sumenep, Madura, menggelar aksi demonstrasi di depan Gedung Kantor Polres Sumenep, Senin (18/10/2021) pagi.
Pasalnya, unjuk rasa tersebut dilakukan sebagai bentuk solidaritas mahasiswa terhadap salah satu massa aksi di Indonesia yang seringkali mendapat tindakan kekerasan serta penganiayaan dari oknum kepolisian.
Tindak kekerasan dari pihak kepolisian tersebut di antaranya sempat terjadi di Tanggerang pada tanggal 13 Oktober 2021 kemarin. Selain itu, juga sempat terjadi tindak kekerasan dari pihak kepolisian terhadap massa aksi demonstrasi di Kabupaten Sumenep, tepatnya pada saat sejumlah pemuda menggelar demonstrasi di depan Kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sumenep pada 1 Oktober 2021 waktu lalu.
Berlatar belakang tindak kekerasan tersebut, maka dua organisasi kemahasiswaan yang sengaja menggelar aksi secara bersamaan itu mengusung tiga tuntutan. Tuntutan pertama mendesak Kapolres Sumenep agar segera menindak tegas salah satu anggotanya yang dinilai telah melakukan tindak kekerasan serta penganiayaan terhadap massa aksi unjuk rasa pada beberapa waktu lalu.
Kedua, GMNI dan Gempar juga menuntut Kapolres Sumenep untuk meminta maaf terhadap masyarakat secara umum serta bertanggung jawab kepada korban kekerasan yang dilakukan oleh anggota Polres setempat.
Ketiga, massa aksi meminta Kapolres untuk memberikan jaminan keamanan terhadap pelaku unjuk rasa, sebab kebebasan menyampaikan pendapat telah dilindungi oleh Undang-undang Dasar 1945.
Koordinator lapangan (Korlap) aksi, Muhammad Nur mengatakan bahwa pagi tadi Kapolres Sumenep tidak dapat menemui massa aksi dengan dalih ada giat vaksinasi di Kecamatan Manding.
“Kapolres tidak bisa menemui, karena ada kegiatan vaksinasi di Kecamatan Manding,” ungkapnya pada awak media Madurapers, Senin (18/10/2021).
Oleh sebab itu, maka pihaknya juga menolak jika dialog antara massa aksi dengan Kapolres harus diwakili oleh pihak yang lain. Sehingga para demonstran ini lebih memilih untuk menggelar aksi kembali agar dapat bertemu serta berunding langsung dengan Kapolres Sumenep.
“Tidak ada dialog lanjutan, karena massa aksi tidak ingin berbicara selain dengan Kapolres. Karena ini tanggung jawab Kapolres, bukan yang lain,” tambahnya.
“Kalau dari teman-teman sepakat untuk aksi lanjutan. Mungkin Kamis depan kita aksi lagi,” tutup Muhammad Nur.
Penulis: Moh Busri
Editor: Ady